Ketika itu, melintaslah satu kucing liar, yang oleh anakku diberi nama Panda karena warna kulitnya hitam putih. Dengan nada serius, aku lalu berkata pada Panda, "Nda, tolong carikan Bundel. Kamu kan selalu main-main sama dia. Sekarang Bundel gak ada, cari dia ya."
Istriku yang melihat aku bicara dengan kucing lalu berkata, "Kamu itu aneh, Mas, masa minta tolong sama kucing."
"Lho, siapa tahu berhasil. Mungkin nanti si Panda akan menyebarkan berita hilangnya Bundel ke kucing-kucing liar. Ya jadi pesan berantai gitu lah."
Mungkin terbujuk oleh perkataanku atau saking sedihnya dan putus asa, eh ternyata istriku meniru apa yang kulakukan. Ketika ada kucing betina yang mencari sisa-sisa makanan di rumah, istriku berbisik pada kucing betina itu, "Mbak, kalau ketemu Bundel bilang cepat pulang ya...."
Menjelang sore, masih belum terlihat juga si Bundel. Anakku yang baru pulang sekolah sudah merengek memintaku kembali berkeliling mencarinya.
Sampai kemudian datanglah Panda. Dia mengeong sejenak, lalu meloncat ke pagar tetangga sebelah rumah, dan naik ke atas plafon rumah. Tak lama kemudian Panda turun lalu mengeong ke arahku. Waktu itu kukira dia meminta makan, jadi aku tidak terlalu memperhatikannya.
Baca Juga:Â Pengalaman Di-Ghosting Kucing Kesayangan dan Mitos Seputar Kucing
Namun, Panda terus mengeong. Kesal dengan suaranya yang berisik, aku sedikit membentak Panda, "Apa sih Nda, ngeong terus aja!"
Mendadak, terdengar suara kucing lain yang mirip dengan suara Bundel. Sontak aku langsung memasang telinga dan mendengarkan dengan seksama.
Suara itu terdengar lagi, namun seolah datang dari jauh. Aku lalu menyahut dengan memanggil nama Bundel.
Perlahan, suara kucing itu mendekat. Arahnya dari plafon rumah tetangga sebelah. Dengan bersemangat, aku terus memanggil Bundel sambil melihat-lihat ke atas genteng tetangga.
Namun, sosok Bundel masih tidak kelihatan meski suaranya kini terdengar agak jelas. Istri dan anakku yang mendengar aku memanggil Bundel kini ikut memanggilnya.