Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mengapa Pemerintah Terkesan "Memelihara" Buzzer Penyebar Hoaks?

27 September 2019   00:06 Diperbarui: 27 September 2019   00:30 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu sumber perpecahan di negeri ini adalah karena rasa ketidakadilan. Contoh paling sederhana bisa dilihat dari perlakuan hukum negeri ini terhadap para buzzer atau netizen penyebar hoaks.

Jika netizen itu berseberangan dengan pihak penguasa, aparat keamanaan cepat memprosesnya. Lain halnya bila ada buzzer atau netizen yang dikenal dekat dan selalu menyanjung penguasa. Saat mereka menyebar hoaks dan fitnah, seribu laporan yang masuk ke meja aparat hukum seolah tidak mempan.

Kasus terbaru adalah tentang hoaks mobil ambulans Pemprov DKI dan PMI. Sebelumnya, akun twitter TMC Polda Metro Jaya mengunggah postingan tentang enam unit mobil ambulans yang diamankan polisi karena diduga membawa batu dan bensin untuk perusuh.  Lima mobil ambulans milik PMI dan satu mobil milik Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jaya.

Selain mengamankan mobil ambulans, polisi juga sempat menahan tiga petugas Ambulans Gawat Darurat dari Puskesmas Kecamatan Pademangan, Jakarta.

Setelah memeriksa keterangan saksi dan petugas ambulans, polisi baru mengklarifikasi bahwa batu yang ditemukan aparat Brimob di dalam mobil merupakan milik perusuh yang sempat berusaha berlindung di dalam ambulan. Walhasil aparat sempat menduga mobil kesehatan turut membawa logistik batu dan bensin.

"Dia itu masuk mencari perlindungan ke mobil PMI," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono saat melakukan konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Argo menambahkan, diduga tindakan perusuh masuk ke dalam mobil ambulans agar seolah-olah tindakan anarkistis yang terjadi dalam aksi demo melibatkan fasilitas kesehatan seperti ambulans.

"Jadi anggapan anggota Brimob, diduga dia (perusuh) berharap bahwa mobil itu juga digunakan oleh perusuh," kata Argo lebih lanjut.

Sayangnya, meskipun postingan di Twitter sudah dihapus, berita dan video yang diunggah akun TMC Polda Metro Jaya sudah terlanjur viral. Akun Instagram maupun Facebook milik TMC Polda Metro Jaya juga masih belum menghapus postingan hoaks sebelumnya.

Tak pelak, hal ini membuat nama baik Pemprov DKI, khususnya Dinas Kesehatan dan PMI menjadi tercemar. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti meminta klarifikasi dan rehabilitasi nama baik Pemprov terkait kabar keterlibatan ambulans dalam aksi demo pelajar yang berujung anarkistis kemarin.

Permintaan itu disampaikan Widya saat melakukan konferensi pers di Mapolda Metro Jaya. Tuntutan itu dirinci oleh Dinas Kesehatan menjadi empat poin.

"Kami minta agar rehabilitasi nama baik institusi Pemprov DKI Jakarta termasuk jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Keempat, perlu adanya klarifikasi dari pihak kepolisian atas pemberitaan dan kabar dari media sosial," kata Widya, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Widya kembali menegaskan, diterjunkannya beberapa unit ambulans saat demo pelajar kemarin berlandaskan surat resmi dan juga adanya permintaan dari Polda Metro Jaya.

Kabar hoaks yang diunggah akun TMC Polda Metro Jaya tak urung menimbulkan spekulasi liar, bahkan tuduhan tidak mendasar yang dialamatkan pada Pemprov DKI. 

Banyak netizen dan akun-akun buzzer yang membagikan postingan dari TMC Polda Metro Jaya dengan nada yang sangat jelas kepada siapa tuduhan itu harus dialamatkan: Gubernur Anies Baswedan.

Tak kurang Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya juga ikut memviralkan kabar tertangkapnya ambulans milik Dinkes DKI Jakarta dengan menulis komentar "Sontoloyo".

Seperti lagu lama yang selalu diputar, Polda Metro Jaya berjanji akan mengusut penyebar hoaks. Namun netizen meragukan keseriusan polisi. Pasalnya, aktor dibalik hoaks mobil ambulans ini adalah buzzer kelas kakap yang kerap melontarkan tudingan miring kepada Pemprov DKI semenjak dipimpin Anies Baswedan.

Dia bukan lain adalah Denny Siregar, yang sehari sebelumnya "diburu" anak STM karena menuduh anak STM banci dan terpapar virus radikal dari FPI. Menurut penelusuran beberapa netizen, Denny Siregar lah yang pertama kali mengunggah postingan hoaks tersebut, sebelum akun TMC Polda Metro Jaya ikut mengunggahnya.

Menyikapi temuan tersebut, netizen pun serempak menaikkan tagar #TangkapDennySiregar hingga menjadi trending topic di Twitter. Tujuannya cuma mengingatkan aparat polisi agar bisa berlaku adil dan ingat dengan janji mereka untuk menangkap penyebar hoaks.

Bukan sekali ini, dan bukan cuma Denny Siregar saja yang sering menyebar berita hoaks. Meski begitu, sampai detik ini buzzer-buzzer semacam Denny Siregar tak pernah diperiksa, apalagi ditangkap. Seolah ada kesan pemerintah  "melindungi" keberadaan mereka.

Jadi, jangan heran dan galau apabila negeri ini selalu dibayangi perpecahan. Karena pemerintah sendiri tidak mau tegas memutus mata rantai sumber perpecahan tersebut, yang salah satu faktor utamanya berasal dari ocehan para buzzer semacam Denny Siregar. Negeri ini tak akan damai selama buzzer penyebar hoax "dipelihara" penguasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun