Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Danone Blogger Academy dan Filosofi Cangkir Kosong

8 September 2019   17:13 Diperbarui: 8 September 2019   17:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kali membaca judul sebuah artikel, kita seringkali berpikir, "Ah, informasi dan pengetahuannya sudah pernah kuperoleh sebelumnya." Bahkan sebelum kita membaca tuntas apa yang disajikan di dalamnya. Setiap kali kita menerima materi, informasi maupun pengetahuan yang temanya sama dengan yang pernah kita dapatkan, kita cenderung meremehkan dan menganggap apa yang disajikan sama saja dengan sebelumnya.

Filosofi cangkir kosong di Danone Blogger Academy

Danone Blogger Academy mengajarkan pada peserta filosofi cangkir kosong ini.  Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, di hari terakhir akademi semua peserta mempresentasikan outline tugas akhir yang sudah dipilih.

Ketika itu, Mbak Widha dari Kompasiana mengatakan bahwa sesi ini adalah sesi mendengarkan. Artinya, peserta yang sedang presentasi hanya bisa mendengarkan kritik, saran dan pendapat peserta lain maupun mentor dari Kompasiana dan Danone Indonesia. Tak boleh ada sanggahan atau kritikan balik. Dengarkan dan terima apa yang dikatakan orang lain.

Kompasianer Agi Tiara saat presentasi outline tugas akhir (dokpri)
Kompasianer Agi Tiara saat presentasi outline tugas akhir (dokpri)

Selain itu, masing-masing peserta juga menerima catatan tertulis dari peserta lainnya. Semua catatan itu lalu dikumpulkan jadi satu dan diserahkan di akhir presentasi.

Seperti inilah contoh penerapan filosofi cangkir kosong yang didapatkan di Danone Blogger Academy 2019. Peserta yang sedang presentasi hendaknya mengosongkan dulu cangkirnya sehingga ia bisa menerima apapun kritik dan saran dari orang lain. Setiap peserta datang untuk presentasi dengan kondisi pikiran yang siap menerima ide-ide baru, wawasan baru dan pengetahuan baru yang mungkin beberapa diantaranya tidak sesuai dengan keyakinannya saat itu.

Kompasianer Mbak Avy saat presentasi outline tugas akhir (dokpri)
Kompasianer Mbak Avy saat presentasi outline tugas akhir (dokpri)

Filosofi cangkir kosong ini selalu saya pegang, bahkan pada waktu saya memberi materi pelatihan. Sebelum mengajar, saya selalu mengingatkan pada peserta pelatihan bahwa ini adalah sesi belajar bersama. Meskipun saya sedang berdiri di depan dan lebih banyak bicara, saya bukanlah sumber ilmu satu-satunya. Setiap orang yang ada di ruang kelas bisa menjadi sumber ilmu, baik bagi saya pribadi maupun bagi orang lain.

Ucapkan terima kasih setiap kali menerima kritik dan saran

Setiap kali ada yang mengkritik atau memberi saran, saya selalu mengatakan "terima kasih". Bahkan jika saya tidak merasa ingin menerima saran dari seseorang.  Berterima kasih kepada orang itu membuat saya menjadi lebih terbuka untuk mendengarkan apa yang mereka katakan.

Jika orang tersebut memberikan umpan balik seperti "Gagasan Anda salah", ucapkan terima kasih kepada orang itu dan minta mereka menjelaskan lebih lanjut. Apakah mereka memilih untuk melakukannya atau tidak, itu tergantung pada mereka.  Tetapi paling tidak kita akan membuka saluran untuk diskusi dan berbagi.

Jadi, selalu pertimbangkan pemikiran dan pendapat baru. Bahkan seandainya kita tidak setuju, setidaknya kita dapat memahami dasar di belakang mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun