"Setiap anak adalah seorang seniman. Masalahnya adalah bagaimana tetap menjadi artis begitu dia dewasa "- Pablo Picasso.
Benar yang dikatakan Picasso. Masalah terbesar dari kita adalah bagaimana menjaga kreativitas dan kelebihan yang kita miliki seiring dengan perkembangan usia kita.
Selama ini, kita cenderung tidak menyadari apa kelebihan diri kita karena lingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih sering berbicara tentang kita kejelekan dan kekurangan kita. Sebuah sikap yang kita warisi dari doktrin inferioritas yang ditanamkan penjajah selama ratusan tahun.
Sebagai contoh, kita dengan mudah menyebut dan membilang kekurangan yang ada pada diri kita. Namun, betapa sulitnya ketika diminta untuk menyebutkan apa saja kelebihan yang kita miliki. Benar kan?
Benarlah apa yang dikatakan Alexander Graham Bell : "Setelah satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak melihat pintu yang telah dibuka untuk kita."
Jika kita tidak ditakdirkan sebagai bangsa penemu seperti bangsa-bangsa di belahan bumi barat dan timur yang lebih dulu maju, maka kita harus menjadikan kreativitas yang ada pada diri setiap anak bangsa ini sebagai pondasi untuk menjadikan bangsa kita lebih unggul dan lebih maju dari bangsa lain.
Fokuslah pada kelebihan yang kita miliki, bukan terus dibayangi oleh kekurangan yang bisa kita tutupi. Berikan sayap pada kreativitas kita, dan biarkan imajinasi membawanya terbang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H