Sesederhana ini: "Jika kamu dapat berbicara, kamu dapat menulis".
Trend artikel dan konten pemasaran saat ini adalah tulisan yang bisa "memahami pembacanya". Pikirkan beberapa situs atau blog yang pernah kamu kunjungi dan kamu senangi isinya. Bukankah artikel yang dimuat tidak memakai aturan tata bahasa yang kaku? Perhatikan nada tulisannya, bukankah seperti sedang berbicara dengan kita?
"Nada percakapan", itulah jenis tulisan yang bisa menghubungkan penulisnya dengan pembaca. Itulah jenis tulisan yang bisa dibaca, dan menyenangkan untuk dibaca.
Banyak blogger atau penulis terkenal yang menulis dengan nada percakapan. Ambil contoh travel blogger Trinity, yang terkenal dengan seri bukunya "Naked Traveler". Dalam tulisannya, Trinity sering melanggar aturan tata bahasa, tetapi tidak ada yang peduli karena dia berkomunikasi secara efektif.
Saya kutip satu contoh kalimatnya:
Setelah saya traveling ke 90 negara, fix Pakistan jadi negara yang paling cantik alamnya! Sayangnya masih banyak keraguan untuk datang ke sana karena ...
Lihatlah, apakah kamu pikir kamu perlu pergi ke sekolah jurnalisme atau kursus penulisan untuk bisa menulis seperti itu?
Tentu saja tidak. Trinity bukan jurnalis, atau guru bahasa sekalipun. Trinity hanya menulis seperti saat dia sedang berbicara dengan seseorang.
Jadi, jika kamu ingin menulis, atau membuat konten pemasaran, silakan menulis seperti saat kamu sedang berbicara dengan orang lain. Jangan khawatir tentang aturan tata bahasa. Menulislah seperti kamu bicara.
Saat menulis, saya selalu membayangkan sedang berbicara dengan seseorang. Seringkali pula saya selipkan pertanyaan dari teman imajinasi itu dalam tulisan saya untuk memperjelas konteks tulisannya.