Itulah sebabnya saya percaya, seorang profesional selalu memberi batasan berupa jadwal produktivitas mereka, sementara seorang amatir hanya menunggu sampai dia termotivasi.
Jadikan kendala dan batasan sebagai ukuran kanvas kreativitas.
Sekarang coba perhatikan, kita sering menghabiskan waktu untuk mengeluh betapa kecilnya sumber daya yang kita miliki.
"Aku tak punya waktu untuk menulis."
"Saya tak punya cukup uang untuk memulai bisnis."
"Saya tak bisa mengerjakannya bila kondisinya seperti ini."
Kita mengeluh dan tidak mau bertindak karena kita melihat kendala dan batasan itu sebagai musuh yang harus dihindari. Tetapi kendala bukanlah musuh.
Setiap artis memiliki seperangkat alat yang terbatas untuk dikerjakan. Setiap atlet memiliki keterampilan terbatas untuk dilatih. Setiap pengusaha memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas untuk digunakannya sebagai modal. Kendala dan batasan adalah kanvas yang disediakan bagi kita untuk menghasilkan sebuah karya seni yang hebat.
Dr. Seuss diberi batasan kurang dari 50 kata. Itulah ukuran kanvasnya. Tugasnya adalah melihat gambar seperti apa yang bisa dia lukis dengan kurang dari 50 kata itu.
Kita hanya dapat menyisihkan 15 menit setiap hari untuk menulis? Itulah ukuran kanvas yang kita miliki. Tugas kita adalah menjadikan waktu 15 menit itu untuk membuat setiap kata dan paragraf menjadi karya seni tulisan bernilai tinggi.
Kita hanya memiliki perbendaharaan kata yang sedikit dan sederhana? Be it. Jadikan kendala itu sebagai ukuran kanvas kreativitas. Tugas kita adalah menjadikan kata-kata sederhana yang kita kuasai itu untuk membuat sebuah tulisan yang bermakna.
Sewaktu ada tawaran untuk menjadi fasilitator Gapura Digital, tanpa ragu saya menerimanya. Sekalipun saya sadar, ada satu keterbatasan yang bisa jadi kendala besar. Sifat introvert membuat saya sering gugup saat berbicara di depan orang banyak.