Contoh kritikan : "Artikel kayak gini kok bisa jadi pilihan redaktur ya? Kayak baru belajar nulis aja."
Alih-alih membela diri : "Ya suka-suka redakturnya dong, kok situ yang sewot. Coba kasih lihat kesini artikelmu sendiri, apa memang lebih baik?
Coba katakan: Terima kasih sudah membagikan pendapat Anda. Saya akan mencoba untuk meningkatkan kreatifitas menulis saya di waktu berikutnya."
Melepaskan kebutuhan untuk memenangkan setiap argumen adalah tanda kedewasaan. Seseorang mengatakan sesuatu yang salah tentang hasil karya kita? So what gitu loh! Menangkan argumen dengan cara menjalani hidup kita sendiri.
Menunjukkan kesalahan orang lain juga tidak akan menghapus kesalahan kita. Berterima kasihlah kepada orang-orang yang telah meningkatkan kesadaran diri kita, sekalipun itu tidak pernah kita minta.Â
Katakan "Terima Kasih" ketika kita tidak yakin harus berterima kasih kepada seseorang.
Jika ragu, ucapkan saja terima kasih. Tidak ada sisi negatifnya. Memangnya kenapa kalau kita sering mengucapkan terima kasih?
"Haruskah saya mengirim kartu ucapan Terima Kasih dalam situasi ini?" Ya, lakukan saja.
"Eh, apa pelayannya harus dikasih tip?" Jika tidak tahu atau tidak mau memberi, setidaknya katakan terima kasih.
Katakan terima kasih, lebih sering.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI