Saya memilih untuk memberi contoh dan membuat ilustrasi untuk hal-hal teknis yang mungkin kurang dimengerti peserta. Saya gunakan kata-kata ajaib berikut ini:
"Misalnya....
"Contohnya seperti ini...."
"Sebagai contoh....."
Dan ternyata, cara ini bisa berfungsi seperti sihir juga dalam tulisan kita.
Mengapa Cara Ini Bekerja Seperti Sihir?
Setiap kali kita membahas konsep yang abstrak atau rumit, perhatian pembaca mulai berkurang. Istilah teknis yang kita gunakan memperlambat ritme tulisan sampai pada kecepatan seekor siput.Â
Pembaca mulai berjuang untuk memahami apa yang sedang kita coba jelaskan dan mungkin menyerah untuk menyelesaikan bacaan mereka. Lagi pula, tidak ada yang senang membaca artikel non fiksi yang sepertinya keluar dari buku teks kuliah yang padat.
Tetapi dengan menggunakan kata-kata "misalnya, contohnya" dan menghasilkan cerita yang cerdik untuk mengilustrasikan konsep yang rumit, kita dapat menyeret tulisan keluar dari awan ke dunia nyata. Dengan begitu, pembaca dapat memvisualisasikan konsep yang kita jabarkan.
Salah satu alasan mengapa buku fiksi bisa lebih laris dan diminati pembaca dibandingkan buku non fiksi adalah karena cerita yang melibatkan seseorang jauh lebih kuat daripada kumpulan data dan bahasa abstrak.Â
Para peneliti telah lama mengetahui bahwa bagian otak yang bertugas merespons input bahasa, yang disebut bagian Broca dan daerah Wernicke, terlibat dalam bagaimana otak mengartikan kata-kata tertulis.Â
Apa yang disadari oleh para ilmuwan dalam beberapa tahun terakhir adalah bahwa narasi/cerita bisa mengaktifkan banyak bagian lain dari otak kita juga.