Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Meluruskan Makna dan Tujuan Halal Bihalal

6 Juni 2019   15:01 Diperbarui: 6 Juni 2019   16:35 10665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat makna tersebut dipilih karena sesuai dengan hakekat hari raya Idul Fitri. Karena itu, makna halal bihalal merupakan suatu bentuk aktivitas yang mengantarkan para pelakunya untuk meluruskan benang kusut, menghangatkan hubungan yang tadinya membeku sehingga cair kembali, menyelesaikan kesulitan dan problem yang menghadang terjalinnya keharmonisan hubungan.

Aktivitas halal bihalal erat kaitannya silaturahim. Saat ber-halal bihalal, kita berkumpul dengan kerabat, sahabat, teman dekat, rekan kerja atau tetangga sekampung. 

Boleh jadi antara kita dengan mereka semua itu ada hubungan yang dingin dan kusut yang ditimbulkan oleh sifat yang haram. Boleh jadi di antara kita dengan mereka yang ikut ber-halal bihalal ini pernah timbul perselisihan karena sikap tidak adil kita, kerenggangan hubungan karena kita lama tidak mengunjungi atau menyapa, atau kesalahpahaman akibat ucapan dan lirikan mata yang tidak sengaja.

Semua itu memang tidak haram dalam pandangan Islam, tapi kita dituntut untuk menyelesaikannya dengan baik, meluruskan yang kusut, mencairkan suasana yang beku. Tujuannya tak lain supaya timbul keserasian dan keharmonisan hubungan kita dengan sesama.

Inilah makna sebenarnya dari halal bihalal. Atau jika istilah ini memang belum diserap dengan baik dalam perbendaharaan bahasa dan kita enggan menggunakannya, anggaplah itu merupakan hakikat Idul Fitri. 

Semakin banyak kita berjabat tangan dan melapangkan dada memohon maupun menerima maaf, semakin dalam pula kita menghayati dan mengamalkan hakikat Idul Fitri dalam selubung kata halal bihalal ini.

Akar katanya dari bahasa Arab, bentuk pemakaiannya sangat khas Indonesia, tapi hakikatnya adalah hakikat ajaran Islam. Inilah uniknya halal bihalal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun