Ya, itulah Lina, temanku yang paling tajir. Jangan tanya berapa uang saku bulanannya. Sekali waktu dia pernah mengajakku beli pulsa untuk paket internet, dan tahu nggak berapa pulsa yang dia beli? Sama dengan uang makanku selama satu bulan.
Tapi, yang aku suka dari Lina adalah dia tidak pilih-pilih teman. Asal cocok, dia bisa bergaul dengan siapa saja, tidak memandang status ekonomi, apalagi SARA.
***
Dering telpon membangunkanku di siang hari yang terik. Cuaca panas di bulan puasa gini memang bikin orang malas beraktivitas. Di kamar kost, aku hanya luntang-luntung tidak karuan. Mau membaca saja juga malas. Akhirnya banyak waktu terbuang untuk tidur-tiduran di kamar.
Dari Lina. Kuangkat telpon dan suara Lina yang khas langsung terdengar.
"Rara, kamu lagi ngapain?"
"Nggak ngapa-ngapin, mager aja di kamar kost."
"Ikut aku ya?"
"Emang mau kemana Lin? Ogah ah kalo kamu ngajak ke Mall lagi" tanyaku penasaran dan masih trauma dengan peristiwa belanja Lina kemarin.
"Nggak, nggak ke Mall kok. Udah deh, entar kamu tahu sendiri. Ya udah, aku langsung jemput kamu ya?"
Dengan malas-malasan, aku ke kamar mandi untuk wudhu dan berganti pakaian. 15 menit kemudian, aku sudah berada di dalam mobil Lina yang sejuk.