Lina berhenti mencomot dan memandangku dengan tatapan yang tak nyaman. Aku jadi salah tingkah.
"Maksud kamu badanku gembrot jadi nggak muat pake baju itu, gitu?"
"Nah lo! Sekarang giliran kamu yang sensi," kataku tertawa. Lina memang paling sensitif kalau ada yang menyinggung masalah badan. Â
 "Tuh kan! Malah ketawa!"
"Lho, habisnya kamu aneh banget. Bajunya yang kecil kok malah ngerasa badan kamu yang gede!" kataku masih tetap tertawa.Â
Lina tak menghiraukan tawaku. Kini, dirinya malah tampak asyik melihat-lihat koleksi jilbab.Â
 "Ra, kalo ini bagus gak?" tanya Lina.
Aku melihat Lina sedang memegang jilbab krem lalu membentangkannya dihadapanku.
"Bagus sih, emang kamu mau...."
Belum sempat aku bertanya, Lina sudah menyahut.
"Kalau menurutmu bagus, ya udah. Minta tolong sekalian bawakan 10 biji ya, yang sewarna," kata Lina begitu saja sambil ngeloyor menuju meja kasir. Aku hanya bisa bengong memandang kepergiannya.