Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Generasi Simpel Itu Kalau Belanja Tak Perlu Pakai Uang

15 Mei 2019   22:16 Diperbarui: 15 Mei 2019   22:41 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
meme ilustrasi belanja lebaran (dokumentasi Himam Miladi)

Pernah nggak ketika kamu belanja di minimarket dan membayar di kasir mengalami situasi seperti ini?

"Yang 100 rupiah boleh didonasikan?"

Sering kan?

Sebenarnya sih nggak masalah bagi kita mendonasikan uang kembalian, apalagi dengan nominal yang bagi kita tidak seberapa. Tapi, ketika itu dilakukan karena "keterpaksaan", nilai keikhlasan dari donasi itu menjadi hilang.

Benar kan?

Kita "terpaksa" donasi karena si kasir tidak punya uang kembalian 100 rupiah. Seandainya si kasir itu mengembalikan uang kembalian kita secara penuh, apakah kita secara sadar, sukarela dan ikhlas akan mendonasikan uang kembalian tersebut? Mungkin cuma satu diantara satu juta orang yang akan melakukannya.

Mungkin pula kamu pernah mengalami situasi seperti ini:

"Yang 500 rupiah permen aja ya?"

Seringnya, kita tanpa sadar dan dengan rasa enggan mengiyakan begitu saja permintaan si kasir. Padahal nilai permennya tidak sebanding dengan uang kembalian yang menjadi hak kita. Masak 1 buah permen dihargai 500 rupiah?

Karena itu, untuk menghindari situasi "keterpaksaan" seperti itu, belakangan ini saya sering menggunakan kartu debit jika berbelanja di minimarket. Praktisnya, hampir setiap saya berbelanja, kecuali di pasar dan warung tetangga, saya lebih suka membayar dengan kartu debit, terutama Debit BCA.

Alasan utamanya ya itu tadi, untuk menghindari "ketidakikhlasan" penggantian uang kembalian yang seharusnya saya terima. Dengan menggunakan kartu debit saat membayar, transaksi belanja kita menjadi lebih mudah karena tidak ada uang kembalian berupa uang recehan. Tidak terjadi lagi situasi "terpaksa" seperti yang saya contohkan diatas.

Seperti ketika berbelanja kebutuhan lebaran tahun lalu. Sebenarnya waktu itu saya tidak ada niat untuk berbelanja, hanya ingin mengajak jalan-jalan keluarga ke sebuah Mall di Surabaya. Karena itu, saya pun tidak membawa uang tunai yang cukup. Eh, ketika sudah di Mall, istri saya ingin berbelanja baju, katanya mumpung lagi ada diskon (biasa, kaum hawa memang mudah tergoda kata diskon).

Karena sudah di lantai atas, sementara mesin ATM hanya ada di lantai bawah, saya jadi malas untuk mengambil uang tunai. Ditambah rasa "kesal" karena istri untuk memilih baju saja lama banget. Berbelok-belok terus, tidak langsung lurus menuju kasir untuk membayar barang yang sudah dipilihnya. Jadi, ketika di kasir dan istri minta uang, saya sodorkan saja Debit BCA untuk membayar barang belanjaannya.

meme ilustrasi belanja lebaran (dokumentasi Himam Miladi)
meme ilustrasi belanja lebaran (dokumentasi Himam Miladi)

Selain menggunakan kartu Debit, saya juga sering menggunakan mobile banking, terutama untuk keperluan transaksi belanja secara online. Lebih praktis dan sangat anti ribet. Kita tak perlu keluar rumah untuk transfer melalui ATM, atau membayar di merchant-merchant pembayaran marketplace. Lebih cepat membayar, lebih cepat pula barang yang kita pesan akan dikirim oleh si penjual, bukankah begitu?

Manfaat Pembayaran Non Tunai

Model transaksi yang cashless seperti ini memang anti ribet. Kita tidak perlu membawa banyak uang tunai kemana-mana. Di luar kepraktisannya ini, transaksi secara non tunai memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

1. Setiap transaksi belanja akan tercatat dengan baik.

Transaksi Cashless, terutama dengan menggunakan kartu debit bisa mengajarkan kita untuk konsisten dan komitmen mencatat setiap pengeluaran yang kita lakukan. Saat kita melakukan transaksi belanja dengan Debit BCA misalnya, transaksi itu  akan tercatat dalam Mutasi Transaksi. Ini akan memudahkan kita menelusuri kapan dan untuk apa kita membelanjakan uang.

Berbeda jika kita menggunakan uang tunai saat berbelanja. Seringkali kita lupa, uang yang ada di dompet tadi digunakan untuk belanja apa saja ya? Benar nggak? Saya sendiri juga sering mengalami hal seperti ini kok. Tiba-tiba saja uang yang ada di dompet berkurang, dan saya lupa untuk apa saja uang tersebut.

2. Dengan Cashless, pengeluaran kita jadi lebih terencana

Manfaat utama dari pencatatan transaksi belanja yang kita lakukan adalah kita bisa merencanakan anggaran belanja kita dengan bijak. Di akhir bulan, kita bisa memonitor pengeluaran apa saja yang sudah kita belanjakan melalui mutasi transaksi yang tercatat di rekening. Kita bisa menghilangkan, atau paling tidak mengurangi pos-pos belanja apa saja yang sekiranya tidak diperlukan. Dengan demikian, anggaran belanja rumah tangga kita tidak akan defisit.

3. Belanja secara non tunai sangat aman

Lagipula, belanja dengan cashless juga sangat aman. Saat menggunakan Debit BCA, otorisasi transaksi belanja menggunakan PIN yang hanya kita ketahui sendiri. Tak hanya itu, puluhan ribu merchant bertanda Debit BCA sudah tersebar di seluruh Indonesia dan bisa menerima transaksi belanja kita. Jadinya kita tak perlu khawatir bila sewaktu-waktu kelupaan membawa uang tunai.

Di jaman yang serba digital ini, memang sudah sewajarnya kita bisa melakukan berbagai aktivitas dengan lebih simpel, termasuk dalam urusan belanja. Menjadi Generasi Simpel itu, sebagaimana kata yang dipakai, juga simpel atau sederhana banget. Tak perlu memakai uang untuk membayar barang belanjaan.

Informasi tambahan:

Akun Facebook: Ibnu Hariss

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun