Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Marhaban Ya Ramadan, "Ahlan Wa Sahlan" Presiden Baru

4 Mei 2019   07:51 Diperbarui: 4 Mei 2019   09:15 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: dokumentasi Himam Miladi)

Melihat makna dan pengertian dua kata tersebut, para ulama terdahulu menggunakan kata Marhaban daripada kata Ahlan wa Sahlan karena lebih tepat dan lebih tersambung apabila digabungkan dengan makna bulan Ramadan. 

Maka kalimat Marhaban Ya Ramadan memiliki makna "kami menyambutmu (Ramadan) dengan penuh kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja, yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami."

Alasan Kita Harus Menyambut Bulan Ramadan dengan Gembira

1. Datangnya Tamu Agung Malam Lailatul Qadr

Bulan Ramadan memang harus disambut dengan gembira. Karena di bulan Ramadan, ada Tamu Agung yang kebaikan dan kemuliaan yang dibawanya tidak mungkin akan diraih kecuali oleh orang-orang tertentu saja. Orang-orang yang sudah mempersiapkan diri sejak dini untuk menyambutnya.

Tamu Agung itu adalah malam Lailatul Qadr, malam yang kemuliaannya senilai seribu bulan. Hanya orang-orang yang sudah mencapai satu tingkat kesadaran dan kesucian, hasil dari pencapaian puasa Ramadan yang sudah dilakukannya, mereka lah yang bisa menjumpai Lailatul Qadr.

Menurut Quraish Shihab, apabila jiwa telah siap, kesadaran telah mulai bersemi dan Lailatul Qadr datang menemui, maka malam kehadirannya menjadi saat Qadr, saat yang paling menentukan bagi perjalanan hidupnya di masa-masa mendatang. Bagi yang bersangkutan, saat itu adalah titik tolak guna meraih kejayaan dan kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

2. Adanya Jejak Sejarah Kemenangan dan Kegemilangan Umat Islam di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan memang harus disambut dengan gembira. Karena di bulan ini tersimpan jejak karya besar Rasulullah dan kejayaan Islam. Di bulan Ramadan Rasulullah dan pasukan para sahabatnya meraih kemenangan dalam Perang Badar. Di bulan Ramadan Rasulullah bersama para Muhajirin dan Anshar berhasil menguasai kota Makkah.

Demikian pula umat islam sepeninggal Rasulullah dan para sahabatnya, banyak menorehkan jejak sejarah kemenangan dan kegemilangan di masing-masing jamannya. Kemenangan di Andalusia (Spanyol), kemenangan menghadapi Perang Salib, kemenangan melawan bala tentara Tartar, ini semua hanya beberapa contoh sejarah gemilang yang berhasil ditorehkan umat Islam di bulan Ramadan.

Bila ditarik pada batas negara kita, Indonesia, banyak pula peristiwa penting yang menggembirakan terjadi di bulan Ramadan. Salah satunya adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang tercapai pada bulan Ramadan.

Marhaban Ya Ramadan, Ahlan Wa Sahlan Presiden Baru

Dalam konteks kekinian, bulan Ramadan pada tahun ini juga harus kita sambut dengan penuh kegembiraan. Di bulan Ramadan tahun ini, Rakyat Indonesia akan memiliki pemimpin baru, presiden baru!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun