Apakah kita sedang mengalami konflik dan ketegangan antar kelompok masyarakat hingga wakil presiden Jusuf Kalla dan beberapa pimpinan ormas keagamaan menyerukan rekonsiliasi nasional?
Jika itu ditanyakan pada rakyat awam yang dalam kehidupan sehari-hari mereka jauh dari hiruk pikuk politik nasional, jawabannya tidak. Tak ada konflik atau ketegangan apapun dalam dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan mereka. Pasca pemilu, denyut nadi kehidupan mereka berjalan biasa saja.
Apa yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa masyarakat kita sedang terbelah dan terpolarisasi dan karena itu butuh rekonsiliasi, sesungguhnya hanya dirasakan oleh rakyat yang melek politik. Kondisi seperti ini hanya dirasakan oleh masyarakat yang terpapar oleh hiruk pikuk politik nasional, terutama dalam kontestasi pemilihan presiden 2019.
Saya agak sependapat dengan apa yang dikatakan juru bicara Badan Pemenangan Pemilu (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Azhar bahwa yang terjadi saat ini hanya perdebatan-perdebatan biasa terkait hasil perhitungan suara yang berbeda.
Sementara terkait situasi "panas" (yang sesungguhnya lebih banyak terjadi di dunia maya) antara dua pendukung capres, Dahnil menilai hal itu akibat adanya kecurangan yang terstruktur, sistematik dan massif (TSM).
"Panas karena ada TSM itu. Kecurangan yang TSM. Panas karena ada ketidakadilan. Kalau semuanya baik-baik saja, ya tidak masalah. Kuncinya penegakan hukum yang adil," kata Dahnil.
Tapi, kita juga tidak bisa menafikan begitu saja dari apa yang dirasakan para elit politik tanah air, bahwa masyarakat kita sedang terbelah dan terpolarisasi. Lebih sempit lagi, masyarakat kita sedang terbelah menjadi dua kubu: Kubu yang memuja presiden Jokowi dan Kubu yang tidak menyukai presiden Jokowi!
Itu adalah gambaran yang jujur, dan saya bisa mengatakannya tanpa ada rasa sungkan atau harus menutupinya dengan segala macam metafora atau kosakata lain. Saya juga bisa mengatakan tanpa tedeng aling-aling pula, bahwa kondisi ini tercipta semenjak kemeja kotak-kotak digunakan sebagai identitas kelompok tertentu yang merasa paling "lebih" dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air ini!
Karena itu, apabila gagasan rekonsiliasi nasional itu dimaksudkan untuk menghilangkan kotak-kotak yang sudah membuat kita terbelah, saya sangat setuju. Dengan catatan, ada 5 hal yang harus dipenuhi dahulu.
Oleh siapa? Tentu saja oleh pemerintah saat ini. Mereka lah yang memegang kunci kekuasaan. Mereka lah yang bisa membuka kunci segala macam peraturan, dan mereka pula yang bisa memberi contoh pada masyarakat lapisan bawah.