Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kamu Pilih Nonton Debat Capres Atau Ikut Earth Hour?

30 Maret 2019   20:23 Diperbarui: 30 Maret 2019   20:38 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: twitter@earthhour

Sepertinya KPU dalam menyusun jadwal debat capres yang keempat ini tidak mengikuti perkembangan informasi. Debat capres keempat yang digelar di Hotel Shangri La pada 30 Maret 2019 bertepatan dengan peringatan Earth Hour!

Nah loh, bagaimana tidak dilema? Pilih menonton debat capres berarti tidak ikut menyukseskan Earth Hour. Yakni memadamkan lampu selama satu jam saja. Pemprov DKI Jakarta sendiri dalam sebuah poster yang beredar di media sosial menghimbau masyarakat mematikan lampu pada Sabtu, 30 Maret 2019 selama pukul 20.30-21.30. Padahal saat itu mungkin sedang seru-serunya kedua kandidat capres saling berdebat dan beradu gagasan.

(Tapi, himbauannya kan mematikan lampu, bukan mematikan listrik atau televisi? Jadi, masih tetap bisa nonton kan?)

Eh, benar juga ya? Meskipun begitu, asal kamu tahu saja, awal mula Earth Hour itu pemadaman listrik loh, bukan cuma memadamkan lampu saja.

Program Earth Hour dimulai pada 2007 ketika pemerintah kota Sydney, Australia memadamkan listrik di kota tersebut secara serentak selama satu jam. Sejak itu, Earth Hour menjalar ke seluruh dunia, melibatkan lebih dari 7.000 kota di 187 negara sebagai bagian untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan konsumsi energi dan efek pada lingkungan.

Beberapa monumen dan markah ikonik seperti Gedung Opera Sydney, Empire State Building, Menara Eiffel, Jalan Carnaby, Istana Buckingham, dan Kastil Edinburgh selalu ikut serta dengan mematikan lampu sebagai tampilan visual dari komitmen mereka. Dalam dekade terakhir, Earth Hour telah menginspirasi jutaan orang untuk mendukung dan berpartisipasi dalam prakarsa iklim dan lingkungan yang kritis, membantu mendorong kebijakan, kesadaran, dan tindakan terhadap perubahan iklim di seluruh dunia.

Pada Sabtu (30/3) ini, penduduk di bagian manapun di dunia ini diharapkan berpartisipasi dalam Earth Hour dengan mematikan lampu (atau peralatan listrik apapun yang selalu dinyalakan) selama pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Sebagai bentuk keikutsertaan serta kesadaran untuk lebih berhemat dalam mengonsumsi energi listrik, demi lingkungan yang lebih baik. 

Pasca Earth Hour, beberapa kota biasanya mengklaim berhasil menurunkan tingkat konsumsi energi hingga kadar karbon di udara. Tapi, Earth Hour tidak dimaksudkan untuk itu.

"Earth Hour tidak mengklaim bahwa acara tersebut adalah latihan pengurangan energi atau karbon, ini adalah tindakan simbolis. Karena itu, kami tidak terlibat dalam pengukuran tingkat energi atau pengurangan karbon. Earth Hour adalah inisiatif untuk mendorong individu, bisnis dan pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil tanggung jawab atas jejak ekologis mereka dan terlibat dalam dialog dan pertukaran sumber daya yang memberikan solusi nyata untuk tantangan lingkungan kita. Partisipasi dalam Earth Hour melambangkan komitmen untuk berubah melampaui waktu."

Demikian bunyi pernyataan di situs resmi Earth Hour. Partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam event ini melambangkan komitmen dalam usaha menciptakan iklim dan lingkungan yang lebih baik.

Masalahnya, acara debat capres keempat dilaksanakan bertepatan dengan Earth Hour. Dengan begitu, apakah bisa dikatakan pemerintah sudah ikut serta dalam menyukseskan event skala internasional ini?

Di saat banyak gedung, monumen dan landmark di hampir seluruh bagian dunia mematikan lampu/listrik mereka selama satu jam, penduduk Indonesia disuguhi tontonan yang setidaknya menarik perhatian mereka. Membuat mereka lupa bahwa pada saat yang bersamaan ada event Earth Hour yang menghimbau mereka untuk mematikan lampu.

Di saat pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghimbau setiap gedung untuk mematikan lampu selama satu jam, bisa dipastikan gedung Hotel Shangri La menyala terang benderang pada jam yang dimaksud. 

Tidak terbayang bila pada pukul 20.30 sampai satu jam berikutnya, tempat acara debat Capres Keempat itu harus remang-remang karena ada beberapa lampu yang dimatikan.

Semestinya, sebelum menjadwalkan acara debat keempat ini, KPU bisa mengikuti setiap perkembangan informasi. Toh, event Earth Hour ini juga bukan acara yang digelar mendadak. Jauh-jauh hari sudah ada jadwal pastinya.

Memang, Earth Hour bukan kewajiban bagi semua orang atau pemerintah. Begitu pula acara debat capres, bukan tontonan wajib bagi rakyat Indonesia. Hanya saja, aneh rasanya apabila pemerintah menghimbau masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam Earth Hour, di saat yang bersamaan malah menggelar acara yang membuat kita terlena dari program tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun