Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Hari Dilan dan Taman Dilan, Apakah Kita Kekurangan Tokoh Panutan?

26 Februari 2019   20:42 Diperbarui: 27 Februari 2019   18:41 5818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ingin mencari tahu anak muda macam apa yang diidamkan bangsa ini, carilah petunjuknya pada karya fiksi yang hadir ditengah-tengah mereka. ~ Anonim ~

Dilan adalah fenomena kekinian. Tak hanya digandrungi generasi tahun 90'an, tokoh fiksi dari Pidi Baiq ini juga juga sukses membuat histeria generasi Z. Novelnya laris bak kacang goreng. Filmnya dilihat jutaan penonton.

Saking fenomenalnya nama Dilan, pada hari saat filmnya ditayangkan serentak, hari tersebut dinamakan Hari Dilan. Tak hanya itu, nama Dilan juga bakal diabadikan menjadi nama sebuah taman.

Produser dari Max Pictures Ody Mulya Hidayat mengatakan, gala premiere yang digelar pada 24 Februari lalu menjadi momen khusus dan tanggal tersebut dijadikan Hari Dilan.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berinisiatif membangun taman bernama Taman Dilan. Tujuannya untuk mengabadikan pencapaian positif film yang diangkat dari novel karya Pidi Baiq itu.

Rencananya, lokasi Taman Dilan berada di GOR Saparua, Bandung. Taman ini nanti akan diisi dengan mural dan gambar para pemeran film Dilan. Selain itu, kalimat-kalimat khas dari Pidi Baiq akan mewarnai taman tersebut.

Di luar faktor kesuksesan pasar, baik itu novel maupun filmnya, mengabadikan nama tokoh fiksi untuk nama sebuah fasilitas publik sangat berlebihan. Seolah-olah bangsa ini kekurangan tokoh panutan.

Apalagi terkait penamaan fasilitas publik dengan nama dari tokoh fiksi. Karena ini adalah fasilitas publik, pemberian namanya semestinya mengikuti norma, baik itu norma hukum maupun norma sosial kemasyarakatan. 

Fasilitas publik yang berupa taman, jalan atau gedung adalah simbol bagi sebuah kota. Sebagai simbol, ia tidak hanya berfungsi sekedar hiasan atau aksesori saja. Lebih dari itu, ia juga bisa mempresentasi sebuah identitas dari masyarakat kota tersebut.

Sebagai masyarakat biasa, saya menghargai inisiatif gubernur Ridwan Kamil untuk membangun sebuah taman bagi anak-anak muda, yang juga diharapkan bisa mendongkrak pariwisata daerah. Tapi, apakah tidak ada nama dari tokoh yang lebih layak, yang lebih bisa dijadikan panutan daripada nama karakter fiksi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun