Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tak Pantas Menkominfo Ungkit Siapa yang Menggaji ASN Hanya karena Beda Pilihan

31 Januari 2019   22:44 Diperbarui: 1 Februari 2019   08:50 2211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya karena memilih desain stiker yang berbeda, salah seorang Aparatur Sipil Negara disindir keras oleh Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara dengan kalimat, "Yang menggaji kamu siapa?"

Sikap pongah dan terkesan tidak terima dengan kebebasan berpendapat dari pegawainya ini bermula ketika Menkominfo Rudiantara meminta ratusan pegawai Kemenkominfo memilih stiker sosialisasi pemilu 2019.

Ada dua desain stiker yang jadi pilihan; yang satu berwarna dasar merah dengan nomor 1, sementara satunya lagi berwarna dominan putih dengan nomor 2.

Dikutip dari CNN Indonesia, seisi ruangan langsung riuh ketika Rudiantara menanyakan kepada para ASN nomor berapa yang ingin dipilih. Sadar pertanyaannya ambigu, Rudiantara buru-buru mengklarifikasi bahwa voting desain stiker ini tidak berkaitan dengan Pilpres 2019.

Rudiantara lalu melanjutkan voting, hasilnya, nomor dua mendapat sorakan paling kencang. Lalu Rudiantara memanggil salah seorang pegawainya yang ia ketahui berteriak memilih desain nomor dua.

"Coba ibu tadi yang nyoblos nomor dua sini," ucap Rudiantara.

Seorang pegawai perempuan lalu naik ke panggung. Rudiantara kemudian memintanya mengutarakan alasan memilih desain nomor dua.

"Bismillahirrahmanirrahim, mungkin terkait keyakinan saja, Pak. Keyakinan atas visi-misi yang disampaikan nomor 2, yakin saja," kata pegawai tersebut lugas.

Sontak, jawaban pegawai perempuan itu membuat pegawai lainnya bertambah riuh. Beberapa di antaranya bahkan tertawa dan bertepuk tangan.

Rudiantara lalu menenangkan para pegawainya dan mengatakan ia bertanya tentang desain stiker, bukan pilihan pilpres. Rudiantara lalu memanggil perwakilan pegawai yang memilih desain nomor satu.

Setelah diberi jawaban, Rudiantara lalu menjelaskan pada para pegawainya bahwa ia menerima alasan pemilih desain nomor 1 karena relevan, tapi ia tidak bisa menerima jawaban pemilih desain nomor 2 karena menyimpang dan mengaitkannya dengan pilpres 2019.

Kedua perwakilan pegawai itu pun dipersilahkan kembali. Rudiantara lalu meresmikan desain stiker nomor 2 yang dominan warna putih sebagai stiker sosialisasi karena menjadi pilihan mayoritas.

Meski begitu, Rudiantara terlihat tidak terima dengan jawaban dari pegawai perempuan yang memilih nomor 2 tadi. Dari atas panggung, Rudiantara berteriak memanggil,

"Bu! Bu! Yang bayar gaji ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa? Hah?" teriak Rudiantara dengan suara meninggi, masih dikutip dari CNN Indonesia.

Perempuan itu membalikkan badan dan menjawab pemerintah. Rudiantara langsung menimpalinya.

"Bukan yang keyakinan ibu? Ya sudah makasih," kata Rudiantara.

Menutup pidatonya, Rudiantara mengatakan, "Tapi sekali lagi, jangan dikaitkan dengan pilpres karena ibu-ibu, bapak-bapak masih digaji oleh Kominfo, digaji oleh pemerintah. Terima kasih banyak."

Menyimak pertanyaan Rudiantara kepada pegawainya yang memilih desain nomor 2, ada semacam kesan pongah dan pembodohan publik di dalamnya. Dengan nada tinggi Rudiantara mengatakan yang menggaji para pegawai negeri sipil adalah pemerintah, bukan orang lain.

Memang benar bahwa pemerintahlah yang menggaji aparatur sipil negara. Tapi darimana uang pemerintah itu jika bukan dari rakyat? Jadi, hakekatnya rakyatlah yang menggaji para birokrat, termasuk Rudiantara itu sendiri.

Lagipula, jika pemerintah sudah memberikan gaji pada pegawainya, apakah hal ini lantas menghalangi kebebasan menentukan hak pilih pegawainya? Apakah gaji dari "pemerintah" itu harus membuat para pegawainya hanya punya satu pilihan saja, yakni pilihan pemerintah?

Sangat tidak pantas Menkominfo Rudiantara mengungkit siapa yang memberi gaji hanya karena pegawainya berbeda pilihan dengan yang diinginkannya. Meskipun dalam hal ini ada kesalahpahaman dan misinformasi terkait yang dimaksudkan oleh Menkominfo. Diminta memberi alasan memilih desain, tapi malah mengaitkannya dengan pilihan dan keyakinan pribadi pada Pilpres 2019.

Setiap warga negara Indonesia dijamin kebebasan hak pilihnya. Bila memang pegawai perempuan itu salah persepsi, tak perlu kiranya Menkominfo harus sampai mengungkit siapa yang memberi gaji, apalagi dengan penekanan yang politis dan sangat terlihat memihak salah satu kontestan Pilpres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun