Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk Kita Lihat "Keajaiban" Perpustakaan Masa Kini

14 Januari 2019   10:06 Diperbarui: 14 Januari 2019   12:56 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tiga buku ditinggalkan di dinding berhias mural di Singapura (bbc.com)

Kamu membayar biaya bulanan atau tahunan, dan mendapatkan akses tak terbatas ke seluruh koleksi yang mereka punya. Kamu dapat membaca buku apa pun yang kamu sukai dalam format ebook, di berbagai perangkat yang kamu punya.

Pada awalnya, Safari Books Online fokus pada buku-buku digital tentang ilmu komputer dan pemrograman dan mencirikan dirinya sebagai "platform untuk teknologi dan pembelajaran bisnis". Lambat laun, mereka akhirnya berkembang ke disiplin ilmu yang lain.

Produk utama Safari adalah perpustakaan digital berbasis langganan yang meliputi buku, video, konten bentuk pendek dan naskah yang berkembang dari O'Reilly Media dan dari penerbit lain. Termasuk diantaranya adalah Addison-Wesley, Prentice Hall, Springer Nature, Peachpit, John Wiley & Sons, Microsoft Press, Adobe Press, Cisco Press, Manning Publications, Packt, SAS Publishing, IBM Press, FT Press dan Focal Press.

Safari Books Online memang dikhususkan untuk buku-buku teks versi digital terkini dari para penerbit besar. Bagaimana bila kamu ingin mencari buku digital lain yang layak untuk dibaca? Buku-buku untuk kesenangan belaka?

Bila kamu ingin mendapatkannya secara resmi, dalam arti tidak melalui situs-situs bajakan yang ilegal, Project Gutenberg dan Worldcat adalah tempat yang layak untuk dikunjungi.

***

Gagasan di balik Project Gutenberg sederhana saja. Ambil semua buku yang hak ciptanya (di wilayah Amerika Serikat) telah kedaluwarsa. Pindai, digitalkan, dan pasang untuk dibaca semua orang.

Project Gutenberg adalah upaya sukarela untuk mendigitalkan dan mengarsipkan karya budaya, untuk "mendorong pembuatan dan distribusi eBook". Project Gutenberg dimulai oleh Michael S. Hart pada tahun 1971 dengan digitalisasi Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.

Hart, seorang mahasiswa di University of Illinois, saat itu memperoleh akses ke komputer mainframe Xerox Sigma V di Materials Research Lab milik universitas. Melalui seorang operator yang ramah, ia menerima "hadiah" berupa akun dengan jumlah waktu akses ke komputer yang hampir tidak terbatas; nilainya pada saat itu diperkirakan bervariasi pada $ 100.000 atau $ 100.000.000.

Hart lalu ingin "memberikan kembali" hadiah ini dengan melakukan sesuatu yang bisa dianggap sangat berharga. Tujuan awalnya adalah membuat 10.000 buku bisa tersedia untuk umum dengan sedikit atau tanpa biaya sama sekali.

Semua teks pada buku dimasukkan secara manual ke dalam komputer untuk proses digitalisasinya. Pada tahun 1989, mesin pemindai gambar dan perangkat lunak pengenalan optik mulai banyak tersedia. Hal ini memungkinkan buku-buku bisa dipindai secara cepat dan lebih layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun