Kalau sudah niat, buat apa menunggu tahun baru?
Benar tidak?
Hanya karena ada satu kata yang populer diucapkan orang menjelang pergantian tahun, kita lantas menunda niat dan tujuan kita untuk menjadi lebih baik. Kata itu adalah RESOLUSI.
Misalnya: ibu-ibu, emak-emak, gadis-gadis, yang merasa punya kelebihan khusus yakni berat badan yang tidak proporsional, menjelang akhir tahun seperti ini biasanya bilang, "Tahun baru nanti harus bisa menurunkan berat badan."
Atau ketika seorang host di acara talkshow di televisi bertanya pada bintang tamunya, seorang selebriti, "Apa resolusi kamu di tahun baru nanti?"
Dan selebriti itu menjawab," Pingin ngelanjutin resolusi yang tahun ini tertunda, main film horor atau film action."
Selalu demikian, mengulang apa yang sudah gagal kita lakukan di tahun ini dan entah mengapa mencoba berharap tahun baru nanti bisa membawa hasil yang berbeda.
Terlepas dari rekam jejak yang sangat beragam dari sebuah RESOLUSI tahun baru, ini adalah cara yang salah untuk mencapai tujuan kita menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri:
Mengapa RESOLUSI itu sebuah kesalahan?
Sebuah survei menunjukkan fakta bahwa empat dari lima orang pada akhirnya akan melanggar resolusi tahun baru mereka. Satu survei lain menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
Meski begitu, kedua survei ini sepakat bahwa sebuah resolusi tidak pernah berhasil melewati bulan pertama dari tahun yang dilaluinya.