Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menguak Praktik "Stealth Editing" pada Situs Berita Daring

8 Desember 2018   13:33 Diperbarui: 10 Desember 2018   13:00 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya suntingan siluman memang bisa dideteksi dengan membandingkan konten saat ini dari halaman web terhadap cache Google dari halaman yang sama. Dalam beberapa kasus, pengeditan siluman konten online dapat diidentifikasi secara manual dengan memanfaatkan layanan pengarsipan web.

Media dan jurnalis memang bukan malaikat yang bisa lepas dari kesalahan. Namun, mengingat fungsi media sebagai sumber berita, yang diharapkan bisa dipercaya oleh masyarakat untuk mencari informasi yang faktual, kesalahan-kesalahan pemuatan berita harus dihindari seminimal mungkin.

Seandainya ada penyuntingan, publik pun berhak untuk tahu alasan dibalik penyuntingan tersebut. Jangan sampai penyuntingan tersebut dilakukan tanpa ada catatan apapun sehingga masyarakat menjadi terkecoh dan menganggap berita yang sebelumnya mereka baca adalah kesalahan dari mereka sendiri, padahal itu sudah disunting.

Praktik penyuntingan yang baik, jika tidak ingin dianggap sebagai "stealth editing" diantaranya adalah dengan melakukan hal-hal berikut:

  • Judul berita/halaman terdapat pemberitahuan tentang pembaruan yang ditambahkan, bersama dengan deskripsi singkat tentang apa yang telah berubah yang bisa diletakkan di bagian bawah berita.
  • Jika perubahan itu terjadi pada isi berita, penghapusan dapat dilakukan dengan cara memberi tanda coret pada kalimat yang salah, sementara penambahan dan pembaruannya dibuat dalam warna yang berbeda.
  • Menyimpan Log perubahan yang dapat diakses publik untuk setiap penyuntingan yang sudah dilakukan.

Langkah ini secara eksplisit akan memberi tahu pembaca bahwa suntingan telah dibuat.

Pada akhirnya, aspek "siluman" dari perubahan ini adalah kurangnya transparansi dalam konten online. Hal ini akan merongrong kemampuan publik untuk mempercayai publikasi berita yang dilakukan media dimana publik mengandalkan konten mereka untuk menjadi akurat, dan praktik editorial mereka menjadi terbuka dan jujur. 

Jika publikasi berita online tidak bertanggung jawab atas konten mereka, mereka akhirnya kurang termotivasi untuk mempertahankan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Karena kesalahan mereka dapat disembunyikan, terhapus dari pandangan publik dalam hitungan detik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun