Rayhan mengaduk gelas Hot Chocolate yang baru dihidangkan. Dirinya tak tahu hendak berkata apa pada Mita. Sekilas diliriknya Mita yang juga tengah mengaduk-aduk gelas minumannya.
"Pertanyaanku belum dijawab loh," kata Rayhan memecah keheningan diantara mereka.
"Yang mana Pak?" tanya Mita kebingungan.
"Yang tadi, siapa pria yang berani dan beruntung melamar Mita itu?" jawab Rayhan sambil tersenyum melihat kebingungan Mita.
Mita kembali menunduk. Tangannya masih mengaduk-aduk gelas minumannya. Kemudian dipandangnya wajah Rayhan.
"Teman Mita waktu SD di kampung dulu," jawab Mita dengan raut wajah tersipu.
"Akhirnya, teman sepermainan jadi pendamping di pelaminan," kata Rayhan tambah menggoda.
"Duh Pak Ray ini, menggoda terus," Mita merajuk cemberut.
Keduanya lalu terdiam. Rayhan tidak ingin bertanya siapa lelaki yang sudah disiapkan hatinya oleh Mita. Meskipun dia punya firasat dan tahu siapa lelaki yang dimaksud itu.
"Nggak dimakan pizzanya? Aku minum dulu ya," kata Rayhan lalu meminum coklat hangatnya.
"Pak Ray nggak makan sekalian?" tanya Mita
"Nggak, makasih. Masih kenyang."