Seandainya Edy Rachmayadi diganti, penggantinya juga tidak bisa berbuat banyak dalam pengambilan keputusan. Apalagi jika arah kebijakannya bertentangan dengan anggota Komite Eksekutif yang lain. Suara terbanyak tetap menjadi pemenang. Baik Erick Thohir atau Basuki Tjahaya Purnama sekalipun tidak bisa sewenang-wenang memutuskan perencanaan organisasi PSSI.
Memang, ada beban tambahan yang menjadi tanggung jawab Ketua Umum PSSI. Sesuai dengan Statuta, Ketua Umum PSSI bertanggung jawab untuk memastikan jalannya roda organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar yang sudah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya tersebut, Ketua Umum PSSI bertanggung jawab mengarahkan dan mengawasi kinerja Sekjend PSSI yang sudah dipilih oleh Komite Eksekutif. Termasuk dalam hal ini adalah keberlangsungan kompetisi dan prestasi tim nasional.
Dengan melihat fakta ini, desakan supaya Edy Rachmayadi mundur dan kemudian PSSI memilih ketua umum yang baru jelas salah alamat. Seandainya Edy Rachmayadi bersedia mundur atas kesadaran pribadi sekalipun, yang akan menggantikannya adalah Joko Driyono. Tidak secara otomatis Komite Eksekutif bisa langsung menunjuk orang lain untuk menggantikannya.
Yang tepat dan seharusnya dilakukan oleh publik sepakbola Indonesia adalah mendesak Komite Eksekutif PSSI untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa dengan agenda pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru. Dengan demikian, orang baru tersebut, siapapun orangnya, akan bisa mengawasi dan mengarahkan kinerja Sekjend PSSI dengan baik.
Terlebih, apabila pengganti Edy Rachmayadi kelak memiliki pengaruh yang kuat terhadap anggota Komite Eksekutif lainnya. Melalu pengaruhnya tersebut, dia bisa mengarahkan Komite Eksekutif untuk membuat program-program sepakbola nasional yang rasional, bisa dijalankan dengan baik dan menghasilkan prestasi yang baik pula.
Untuk jangka panjang, publik sepakbola tanah air juga seharusnya mendesak para anggota PSSI, dalam hal ini mereka yang memiliki hak suara, untuk mencalonkan dan memilih anggota Komite Eksekutif yang baru dalam Kongres PSSI berikutnya. Karena setiap kebijakan yang diambil dan dijalankan PSSI saat ini tak lain adalah hasil dari keputusan Komite Eksekutif. Percuma rasanya jika kita hanya mengganti kepalanya, tapi badan organisasinya masih diisi oleh orang-orang yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H