"Entahlah. Coba nanti aku tanyakan ke perawat yang jaga. Lebih baik kamu makan dulu kolak kacang hijaunya. Mumpung masih hangat."
Aku lalu mengangsurkan mangkuk yang sudah berisi kolak kacang hijau ke istriku. Kemudian, aku pun beranjak keluar, bermaksud menanyakan keadaan perempuan tua di bangsal sebelah yang kini kosong.
Di meja perawat, kudapati satu perawat yang masih berjaga tengah mengetikkan sesuatu di komputer yang ada di depannya. Usianya masih muda. Tak kulihat perawat yang satunya lagi.
"Permisi Mbak, mau tanya sebentar."
"Ada apa pak?" jawab Mbak perawat dengan nada sabar. Sedikit senyum terselip di bibirnya.
"Ibu yang di bangsal nomor 11 sudah pulang ya?"
"Bangsal 11?" tanya perawat dengan heran.
"Iya Mbak. Ibu tua. Sejak dibawa ke rumah sakit ini katanya belum dijenguk lagi sama putrinya. Makanya istri saya tadi minta dibawakan kolak kacang hijau buat Ibu itu," jawabku menjelaskan.
Perawat itu masih memandang wajahku. Raut mukanya memperlihatkan rasa heran yang sangat. Seolah ingin mendapat penjelasan lagi dari pertanyaan yang kusampaikan padanya.
"Maaf Pak, setahu saya tak ada yang dirawat di bangsal nomor 11 tiga hari ini."
Giliran aku yang menatapnya dengan heran dan tak percaya.