Harus diakui, ada rasa takut, sebagaimana yang digambarkan Emha dalam tulisannya tersebut. Takut karena rasa gengsi, malu jika suatu saat bertemu teman lama yang sudah sukses kemudian bertanya apa pekerjaan saya saat ini.
Toh akhirnya saya memberanikan diri juga. Lambat laun, rasa takut itu hilang. Berganti kepasrahan pada Yang Maha Pemberi Rezeki. Dalam sebuah hadist, Rasulallah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
"Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah ALLAH) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya."
( HR. Ibnu Hibban No. 1084).
Pelajaran dari pengamen dan penari jalanan hari itu hingga saat ini benar-benar sangat membekas. Senyum ikhlas dari sang pengamen dan penari jalanan itu seakan benar-benar terpatri dalam hati saya. Bagai sebuah obat ketika hati ini mengeluh perihal rizki, ingatan akan senyum pengamen itu langsung muncul ke permukaan, mengingatkan saya untuk selalu bersyukur atas apa yang sudah saya punya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H