Misalnya: Saya suka mengerjakan proyek analitis, sedangkan saudara saya suka mengerjakan proyek yang lebih kreatif.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya: Supaya memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Lain halnya jika induk kalimat mendahului anak kalimat. Dalam hal ini, tanda koma tidak dipakai.
Misalnya: Kita harus banyak membaca buku supaya memiliki wawasan yang luas
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Contohnya: Orang tuanya memang kurang mampu. Meskipun demikian, ia berhasil kuliah hingga pasca sarjana.
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi. Sifat keterangan tambahan ini tidak penting. Artinya, jika dihilangkan itu tidak akan merubah arti keseluruhan kalimat.
Contohnya: Soekarno, Presiden pertama Indonesia, merupakan salah satu pendiri Gerakan Non Blok.
Namun, jika keterangan yang digunakan adalah keterangan pewatas (keterangan yang memberikan batasan pada nomina), tanda koma tidak digunakan.
Misalnya: Penulis Kompasiana yang dicalonkan sebagai nominator akan diundang untuk menghadiri acara Kompasianival.