Kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Begitu pula dengan ide. Ia bisa datang tanpa diundang, dan pergi tanpa berpamitan. Bagi seorang penulis, menjaga ide tetap menancap di pikiran bukanlah hal yang mudah.
Itu sebabnya konsistensi kita untuk menulis setiap hari seringkali mendapat ujian yang berat. Tidak setiap hari kita bisa mendapatkan ide tulisan. Tidak setiap hari pula kita memiliki waktu luang yang nyaman untuk bisa menulis.
Jika kita ingin menjaga konsistensi supaya bisa terus menulis, ada tips sederhana yang bisa kita lakukan. Caranya, aturlah ide-ide yang datang tersebut dalam sebuah manajemen ide yang rapi.
Seperti apa manajemen ide itu?
Karena ide itu datangnya tak kenal tempat dan waktu, maka sediakanlah media untuk menulis kapan saja dan dimana saja. Biasanya, saya sering membawa alat tulis berupa notes kecil dan pulpen. Kita bisa pula memanfaatkan aplikasi memo atau yang sejenis di smartphone yang selalu kita bawa kemanapun kita pergi.
Ketika ide itu datang, catatlah dengan segera. Mumpung masih segar dalam ingatan. Buatlah poin-poin khusus, atau gagasan-gagasan utama terkait ide yang kita dapatkan tersebut. Tak perlu memaksakan diri untuk menulis secara lengkap dan tuntas.
Setelah itu, susunlah ide-ide yang kita dapat tersebut dalam sebuah tabel sederhana, yang paling mudah memakai Excel. Seperti yang saya lakukan ini:
![dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/18/tabel-ide-5bc7f44c43322f026e3b7834.jpg?t=o&v=770)
Kolom ketiga bisa kita isi dengan jadwal kapan tulisan itu harus selesai. Ini sangat berguna supaya kita bisa menghargai tenggat waktu. Lebih baik bila jadwal itu berupa tanggal yang pasti, bukan sekedar bulan saja. Kolom jadwal ini juga bisa untuk mengingatkan kita dan membiasakan diri menghadapi deadline. Terutama bila kita menjadi blogger tetap yang diharuskan membuat konten sesuai jadwal yang sudah ditetapkan penerbit.
Pada kolom terakhir, bisa kita isi dengan progres dari ide yang kita dapatkan. Sudah selesai, atau masih macet. Bila macet, usahakan tulis apa masalah dan kesulitannya.
Dengan tabel sederhana seperti ini, setiap kali kita mendapat ide, ia tak akan menghilang tanpa bekas. Setidaknya jejak ide itu masih sempat kita simpan di tabel tersebut. Karena tidak setiap penulis mempunyai banyak waktu luang untuk bisa dengan seketika menuliskan secara lengkap ide yang dia dapatkan.
Begitu pula saat kita sedang bergairah menulis, menuangkan ide yang baru saja datang, tiba-tiba saja terkena interupsi. Entah itu dering telepon atau whatsapp, ketukan pintu, hingga gigitan nyamuk yang hinggap di tubuh. Tak jarang, interupsi seperti ini menyebabkan ide tulisan yang tadinya terbayang jelas di kepala langsung hilang tak berbekas.
Jika situasi ini terjadi, apa yang kita lakukan? Biasanya, kita meninggalkan begitu saja draft tulisan yang belum jadi tersebut. Yang terburuk, kita sering lupa untuk menyimpan tulisan tersebut. Semestinya, jangan pernah lupa untuk menyimpan draft tulisan yang pernah kita buat. Sedikit atau banyak kalimat-kalimat yang pernah kita susun, jangan sampai dihilangkan begitu saja. Ada kalanya ide-ide dan tulisan yang terbengkalai itu bisa berguna sebagai gagasan pendukung bagi ide lainnya.
Nah, dengan adanya tabel berisi ide-ide tersebut, kita akan selalu teringat ide-ide apa saja yang pernah hinggap di pikiran kita. Ketika ada kesempatan untuk menulis, kita tidak akan lagi kekeringan ide. Jejak ide yang masih belum selesai kita tulis bisa kita tuntaskan dengan baik. Dengan tips manajemen ide yang sederhana ini, kita bisa menjaga konsistensi untuk bisa menulis setiap hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI