Mentang-mentang sedang populer atau karena ingin menjadi populer, seseorang seringkali lepas kendali. Setiap ucapan dan tindakan dilepas begitu saja tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
Apalagi di era media sosial sekarang ini, dimana like and share menjadi begitu penting bagi setiap individu yang tak bisa lepas dari gawainya. Kita sering menyaksikan, banyak tokoh yang populer atau orang yang ingin populer terpeleset dan melakukan hal-hal yang semestinya tak perlu dia lakukan.
Popularitas ibaratnya sebuah angin sepoi-sepoi, yang ketika berhembus membuat kita merasa mengantuk sehingga tidak bisa lagi berpegangan erat pada nilai-nilai moral dan prinsip hidup yang kita pegang. Ada sebuah afismora menarik yang bisa menggambarkan hal ini.
Diceritakan, tiga jenis angin sedang berkompetisi untuk menjatuhkan seekor monyet dari pohon kelapa. Yang pertama adalah angin topan. Dia sesumbar bisa membuat monyet jatuh dari pohon kelapa dalam waktu satu jam.
Kemudian, berhembuslah angin topan dengan sekuat-kuatnya. Tapi, monyet tersebut mampu bertahan dengan cara berpegangan erat di pucuk pohon. Waktu satu jam pun sudah terlewati, dan monyet itu masih bertengger dengan nyaman di pohon kelapa.
Angin kedua, yakni angin puyuh sesumbar bisa menjatuhkan monyet hanya dalam waktu 30 menit saja. Tapi, sama saja dengan hasil yang diraih angin topan, monyet tersebut tetap bertahan di pucuk pohon kelapa.
Angin ketiga, yakni angin sepoi-sepoi mengatakan dia tidak bisa menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjatuhkan monyet, tapi dia berani menjanjikan bahwa monyet itu pasti akan terjatuh. Dan benar saja, perlahan namun pasti, angin sepoi-sepoi berhembus, tenang tapi menghanyutkan.
Monyet di pohon, yang ketika dihempas angin kencang masih bisa berpegang erat dan bertahan. Namun ketika angin sepoi-sepoi itu berhembus, monyet merasa nyaman, mengantuk dan ingin tidur. Hasilnya sudah bisa kita tebak, monyet itu pun terjatuh dari pohon kelapa.
Begitu pula dengan popularitas, bisa menjadi godaan yang menghanyutkan. Jika tidak diimbangi dengan kontrol diri yang ketat, popularitas bisa menjatuhkan seseorang kedalam lumpur kehinaan.
Di dunia digital sekarang, tak terhitung banyaknya orang yang terkena godaan ini. Hanya karena ingin populer, hanya karena ingin di like and share sebanyak-banyaknya, hanya karena merasa sudah memiliki follower yang banyak, dia mengunggah konten yang semestinya tidak perlu diunggah. Dia menjadi terpeleset akibat ucapan dan tindakannya tidak dipikirkan dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H