Plastisitas merupakan sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan beradaptasi terhadap kebutuhan fungsional. Dalam kondisi ini, otak kita siap menyerap lebih banyak informasi dan melepaskan faktor pertumbuhan yang bertindak sebagai pupuk untuk otak.
Jika ingin otak kita terasa lebih segar, berjalan kaki (diutamakan pada pagi hari) sangat disarankan. Terlebih lagi, olahraga teratur seperti berjalan-jalan/jogging telah terbukti mengurangi risiko demensia di kemudian hari sebanyak 60%.
3. Berhenti googling segalanya
Keberadaan internet, apalagi ditambah kemudahan mencari informasi melalui mesin pencari memang bisa memudahkan segalanya. Tapi juga sekaligus membuat otak kita tidak banyak bekerja. Apakah itu artinya internet membuat kita lebih bodoh?.
Tergantung bagaimana kita menggunakannya. Semakin mudah informasi itu ditemukan, semakin kecil kemungkinannya untuk bisa menancap di dalam otak. Ini karena kita tidak mempekerjakan otak, karena kita tidak berusaha membuat otak kita mengeluarkan banyak energi untuk mencari informasi tersebut.
Karena itu, daripada sering Googling dan beralih dari satu topik ke topik lain, lebih baik kita mencari subjek baru yang menantang dan mencoba untuk menguasainya.
Banyak membaca buku dan belajar pada orang-orang yang berpengetahuan supaya kita dapat meningkatkan daya ingat dan kapasitas kita untuk selalu belajar.
4. Belajar bahasa asing
Mempelajari bahasa baru, apalagi bahasa itu benar-benar asing memang sangat sulit. Butuh kerja keras, terlebih jika itu dilakukan saat usia dewasa. Tapi, justri inilaha salah satu cara yang bisa membuat otak kita tetap tajam.
Sebuah penelitian yang dilakukan sekelompok ilmuwan di Swedish Armed Forces Interpreter Academy menunjukkan bahwa belajar bahasa setelah masa kanak-kanak membuat otak tumbuh di daerah-daerah korteks serebral dan hippocampus, area otak yang dikaitkan dengan tindakan, ingatan dan pemikiran manusia.
5. Diet Mediterranian