Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melihat Budaya Kerja Google Melalui Kartun Goomics

25 September 2018   23:12 Diperbarui: 26 September 2018   12:25 1838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Goomics (Manu Cornet/businessinsider.sg)

Seperti apa sih kehidupan di kantornya Google? Mungkin sudah banyak situs atau film dokumenter yang mengupas suasana kerja di kantor raksasa internet ini.

Tapi jika suasana dan budaya kerja Google diilustrasikan dalam bentuk sebuah komik, mungkin ini baru pertama kalinya. Apalagi, komik tersebut ditulis oleh karyawan Google sendiri.

Adalah Emmanuel "Manu" Cornet, seorang insinyur perangkat lunak di Google, yang menulis dan menjadi ilustrator buku yang diberi nama Goomics tersebut. Cornet, yang juga seniman dan musisi, berasal dari Prancis dan mulai bekerja di Google pada tahun 2007.

Saat membaca Goomics, orang akan tahu bahwa Cornet adalah pengamat yang tajam akan budaya perusahaan tempat dia bekerja. 

Goomics (amazon.com)
Goomics (amazon.com)
Melalui humor di Goomic, yang seringkali bergaya satir, Cornet memberikan gambaran tentang kehidupan para pekerja di salah satu perusahaan teknologi paling kuat, inovatif - dan menurut Cornet sendiri - paling tidak dipahami di dunia.

Karena membawa nama Google, apalagi dibuat oleh karyawannya sendiri, sudah tentu Goomics harus melalui persetujuan dewan direksi Google sebelum resmi dirilis.

Dalam wawancara dengan Business Insider, Cornet mengatakan, ada ulasan panjang tentang "Goomics" sebelum ia diberi sinyal OK dari Google untuk mempublikasikannya. Lebih jauh, Cornet juga mengatakan, meski direstui, tidak semua petinggi Google suka dengan Goomics. Mereka khawatir Goomics akan mempengaruhi reputasi Google di mata publik.

Humor satir tentang budaya kerja Google

Setiap bab pada buku Cornet ini berjudul huruf abjad, yang dimaksudkan untuk menghormati perusahaan induk Google, Alphabet. 

Misalnya, "S" adalah untuk "spoiled". Kata ini digunakan Cornet untuk menggambarkan sebagian Googlers (sebutan untuk karyawan Google) yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah mereka peroleh dari perusahaan.

"Saya akan mengatakan bahwa sebagian besar orang di Google senang dengan apa yang mereka miliki," kata Cornet. "Beberapa mengeluh, dan saya mencoba untuk mengambil pandangan yang seimbang. Saya mencoba untuk menunjukkan betapa mengerikannya mengeluh ketika kita mendapatkan begitu banyak. "

Dalam salah satu kartun di Goomics, Cornet menggambarkan saat mantan CEO Google Eric Schmidt mengumumkan serangkaian kenaikan gaji, bonus, dan hadiah. Dan -- dapat ditebak - seseorang ternyata belum puas dan masih menginginkan lebih banyak lagi.

Ada pula bab "J" untuk "jargon". Menurut Cornet, sangatlah penting bagi New Googlers (disingkat Nogglers, sebutan untuk karyawan baru Google) mengetahui jargon-jargon atau istilah-istilah tertentu yang khusus dan biasa digunakan di Google.

Seorang Nogglers harus cepat memahami apa itu "dog-fooding", yang mengacu pada proses ketika seorang karyawan Google menguji sendiri produk perusahaannya.

Goomics (Manu Cornet/businessinsider.sg)
Goomics (Manu Cornet/businessinsider.sg)
Cornet juga mencoba menguraikan beberapa akronim yang tak terhitung jumlahnya yang banyak dibicarakan di Google. Seperti PM yang merupakan akronim dari Product Manager (bukan Personal Message -- yang mengacu pada istilah pesan langsung di media sosial), yang tentu saja job desk nya berbeda dengan TLM (Technical Lead Manager).

Proses perekrutan karyawan baru juga tak luput dari sorotan Cornet. Menurut Cornet, standar Google dalam merekrut karyawan baru terlalu tinggi, sementara prosentase kandidat yang bisa memenuhi standar tersebut sangat rendah.

Menurut Cornet, kelemahan - atau setidaknya kerugian -- dari tingginya standar perekrutan karyawan baru adalah dapat menciptakan mentalitas elitis di antara beberapa karyawan Google.

Cornet mencontohkan saat Google mengakuisisi Motorola pada tahun 2011, "Beberapa Karyawan Google menjadi pongah tentang kecakapan akademis mereka dan mempertanyakan apakah semua karyawan baru (dari Motorola) bisa memenuhi standar perekrutan Google."

Goomics (Manu Cornet/businessinsider.sg)
Goomics (Manu Cornet/businessinsider.sg)
Dalam buku setebal 148 halaman, Cornet juga menunjukkan bagaimana karyawan memanfaatkan fasilitas terkenal yang ditawarkan Google, seperti makanan gratis. Cornet mengatakan bahwa kadang-kadang fasilitas tunjangan itu disalahgunakan.

Menurut Cornet, beberapa karyawan Google tidak mengamati peraturan perusahaan yang masuk akal seperti: "Makanan ringan dan nasi kotak untuk makan siang dan makan malam tidak seharusnya dibawa pulang untuk memberi makan seluruh keluarga."

Goomics (Manu Cornet/businessinsider.sg)
Goomics (Manu Cornet/businessinsider.sg)
Ilustrasi Cornet yang paling terkenal dalam buku tersebut adalah ketika dia menggambarkan bagaimana struktur organisasi Google, dan membandingkannya dengan perusahaan raksasa internet lain, seperti Amazon, Facebook dan Microsoft. Oleh Cornet, struktur organisasi di Google digambarkan begitu rumit dengan banyaknya garis perintah yang saling bersinggungan.

"Saya hampir tidak melepaskan yang satu ini," kata Cornet. "Ini mungkin yang paling populer dari ilustrasi saya, tetapi saya tidak benar-benar menganggapnya lucu. Jadi ini menunjukkan betapa tidak pekanya saya dalam memprediksi gambar apa yang disukai orang. "

Goomics (Manu Cornet/wikimedia commons)
Goomics (Manu Cornet/wikimedia commons)
Meski oleh Cornet sendiri dianggap tidak lucu, tapi ilustrasi ini benar-benar populer. Gambar itu muncul di The New York Times, dan CEO Microsoft Satya Nadella bahkan mengutipnya di halaman pertama bukunya, "Hit Refresh," serta menuliskan bahwa ilustrasi itulah yang mendorongnya mengubah budaya Microsoft.

Buku ini mengandung banyak istilah-istilah teknologi dan internet. Jika anda bukan orang yang familiar dengan istilah-istilah tersebut, mungkin akan kesulitan untuk memahami bahasa humor dari Cornet.

Meski banyak mengandung kritik serta humor satir tentang Google yang dimuat dalam Goomics, bahwa Google tetap mengizinkan Cornet untuk merilis buku tersebut bisa menjadi tanda bahwa terlepas dari banyaknya perubahan di perusahaan, para manajer dan pekerja Google masih bisa menertawakan diri mereka sendiri. Goomics saat ini sudah dijual di Amazon dengan bandrol harga US$ 19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun