Untuk menimbulkan efek jera, hukuman pelarangan masuk ke stadion bagi suporter ini tidak boleh diberlakukan hanya untuk satu-dua pertandingan saja. Bila perlu, berlakukan hukuman ini selama satu musim kompetisi.
Ini akan membuat klub berpikir ulang dan mulai belajar untuk bertanggung jawab terhadap ulah suporter mereka. Bentuk tanggung jawab klub terhadap suporter adalah dengan memberi edukasi etika dan moral. Tidak saja etika sebagai suporter, lebih dalam lagi adalah moral sebagai sesama manusia.
Begitu pula bagi suporter, hukuman ini setidaknya bisa menanamkan kesadaran bahwa tindakan anarkis yang mereka lakukan hanya akan merugikan mereka sendiri dan klub yang didukungnya.
Penegakan hukum, baik itu hukum kriminalitas maupun hukum teknis kompetisi sepakbola mutlak diperlukan. Namun lebih dari itu, kita sebagai bagian dari masyarakat sosial, juga diminta untuk turut andil dalam menciptakan iklim kompetisi sepakbola yang sehat.
Kita, yang sadar dan sepenuhnya memiliki wawasan etika serta moral yang baik semestinya bisa menjadi role model bagi suporter-suporter anarkis tersebut. Jangan ada lagi korban nyawa berjatuhan, hanya karena rivalitas yang tak bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H