Lenggak-lenggok warga negara asing yang ikut dalam karnaval ini tentu saja menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat yang menyaksikan. Layaknya seorang peragawan tulen, warga negara asing ini dengan santainya berjalan sepanjang catwalk dan tak hentinya menebar senyum pada setiap masyarakat yang melihatnya.
Uniknya, penonton malah ramai mengomentari alas kaki yang dipakai peserta dari mancanegara ini. Jika peserta lain memakai sepatu dengan hak tinggi yang berpadu dengan busana yang dia kenakan, lain halnya dengan para bule nyentrik ini. Sepatu yang dikenakan adalah sepatu kets yang biasa mereka pakai sehari-hari.Â
Tak pelak hal ini menghasilkan pemandangan yang kontras sekali dengan kemegahan dan warna-warni busana yang mereka pakai.
Kemeriahan dan antusias menonton tak hanya diperlihatkan masyarakat umum dan wisatawan lokal saja. Di deretan kursi tempat para undangan yang diisi mahasiswa asing, mereka juga terlihat antusias dan tak henti-hentinya bertepuk setiap kali ada peserta karnaval yang lewat. Apalagi jika peserta itu adalah rekan mereka sendiri, sesama mahasiswa asing meski beda negara dan beda universitas.
Seperti yang terlihat pada sosok mahasiswa cantik asal Mesir ini. Aya, panggilan akrabnya berulangkali melambaikan tangan dan memanggil temannya dari Mesir yang saat itu sedang lewat di depannya. Tak hanya itu, Aya juga kerap meminta temannya untuk memotret dirinya dengan latar para peserta karnaval.Â
Menjelang matahari terbenam, deretan peserta karnaval yang lewat sudah habis. Malang Flower Carnival usai sudah. Menyisakan cerita kemeriahan yang patut untuk ditunggu kembali kehadirannya setiap tahun. Semoga lebih megah dengan ragam busana dan karnaval yang lebih berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H