Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Qabil dan Habil hingga Ibrahim dan Ismail, Syariat Berkurban Itu Sampai Kepada Kita

21 Agustus 2018   23:19 Diperbarui: 21 Agustus 2018   23:37 1722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hakekat berkurban lainnya adalah menyembelih nafsu dzatis-suhumi wa hamati wal-hayati wal-aqrabi, yaitu jiwa binatang penyengat berbisa sebagai ular dan kalajengking. Senang menyindir-nyindir orang, menyakiti hati orang lain, dengki, dendam, dan semacamnya. Berkurban seyogyanya juga kita niatkan untuk menyembelih nafsu khinziriyah: sifat babi yang suka melakukan perbuatan dosa dna maksiat.

Saat kita berkurban, sudahkah kita niatkan untuk menyembelih nafsu thusiyah: nafsu burung merak, yaitu sifat yang suka menyombongkan diri, suka pamer, berlagak-lagu, busung dada? Sudah pulakah kita niatkan untuk menyembelih nafsu jamaliyah: nafsu unta yaitu sifat tidak mempunyai sopan santun, kasih sayang, tenggang rasa sosial, tak peduli kesusahan orang, yang penting dirinya selamat dan untung.

Ketika berkurban nanti, ingatkan diri untuk niat menyembelih nafsu dubbiyah: jiwa beruang, yang biarpun kuat dan gagah, tapi akalnya dungu. Dan yang terakhir, berkurbanlah dengan niat menyembelih nafsu qirdiyah: jiwa beruk alias munyuk atau monyet yang ketika diberi ia mengejek, tak dikasih ia mencibir, sinis, dan suka melecehkan/memandang enteng orang lain.

Itulah hakekat berkurban, yang sudah disyariatkan sejak jaman Nabi Adam, disempurnakan pada masa Nabi Ibrahim. Dan akhirnya sampai kepada kita di masa kini, hingga akhir jaman nanti.

Jika hawa nafsunya sudah dikalahkan, maka hatinya selalu diputari dan dikelilingi oleh Dzikrullah, baik dalam kondisi duduk, berdiri, bergerak dan bekerja. Mereka itulah orang-orang yang layak di lantik di hadapan Ka'bah dengan memakai baju ihram, pertanda mereka adalah orang-orang yang telah mensucikan jiwanya.

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Hajj:37)

Selamat Idul Adha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun