Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Qabil dan Habil hingga Ibrahim dan Ismail, Syariat Berkurban Itu Sampai Kepada Kita

21 Agustus 2018   23:19 Diperbarui: 21 Agustus 2018   23:37 1722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada malam berikutnya, kembali Ibrahim bermimpi mendapat perintah untuk mengurbankan Ismail. Kali ini Ibrahim sudah semakin condong untuk percaya bahwa mimpi tersebut memang sebuah perintah yang datang dari Allah. Namun setan menggodanya semakin kuat.

Ditunjukkanlah pada Ibrahim bagaimana lucu dan menggemaskannya Ismail. Setan pun berbisik, apakah rela Ibrahim mengorbankan putra satu-satunya. Yang baru ia peroleh setelah berusia senja? Hati Ibrahim sedikit goyah.

Namun, ketika pada malam ketiga Ibrahim kembali bermimpi mendapat perintah untuk mengorbankan Ismail, kali ini hatinya sudah tekad dan bulat. Ini adalah perintah Allah. Tak mungkin ia mengabaikan lagi perintah yang datang dari Tuhannya. Meskipun untuk itu ia harus mengorbankan putra kesayangannya.

Dipanggillah Ismail. Kepada putranya Ibrahim berkata, "Ananda, sesungguhnya ayahmu ini bermimpi selama 3 malam di Mina, bahwa ayahmu ini diperintahkan Allah untuk mengurbankan dirimu".

Ismail pun menjawab, "Jika itu perintah dari Allah, maka lakukanlah ayah".

Ibrahim kemudian membaringkan Ismail. Pedang di tangannya siap menetak ke leher sang putra. "Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laa ilaha illallohu waallohu akbar".

Ibrahim bertakbir dan bertahlil, disambut oleh takbir dan tahmid dari Ismail, "Allohu akbar wa lillahilhamdu".

Demi Allah melihat kesetiaan dan ketakwaan hamba Nya tersebut, digantilah Ismail dengan seekor domba. Inilah syariat berkurban yang akhirnya sampai kepada kita sekarang ini.

Hakekat Berkurban Adalah Menyembelih nafsu binatang

Berkurban, hukumnya sunnah muakkad bagi setiap muslim yang mampu. Menyembelih hewan kurban, baik itu kambing, sapi, onta maupun kerbau merupakan  i'tibar, pembelajaran bagi kita untuk menyembelih hawa nafsu binatang yang ada pada hati setiap manusia.

Berkurban hakekatnya adalah menyembelih nafsu kalbiyah yaitu sifat anjing yang suka mencela dan menghina orang lain. Saat kita berkurban, kita hilangkan pula nafsu himariyah: jiwa keledai yaitu sifat yang pintar bicara tetapi tidak memiliki ilmu alias bodoh.

Berkurban, juga bermakna menyembelih nafsu sabu'iyah: jiwa serigala yang suka menyakiti orang lain dengan fitnah dan adu domba. Saat berkurban kita niatkan menyembelih nafsu fa'riyah yaitu jiwa tikus yang suka korupsi dan menilep uang orang lain yang diamanahkan kepada diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun