Sejak tahun 2004 Mbah Yongki Irawan sudah mengeksplorasi permainan Nyai Puthut. Menurutnya, permainan ini bukanlah permainan memanggil roh makhluk halus. Namun sebuah permainan yang sering dimainkan anak-anak jaman dahulu, yang bertumpu pada gerakan si pemegang boneka dan fokus pikiran para pemainnya.
Kedua permainan yang dibawakan oleh Kampung Padepokan Djanti ini memang menjadi magnet bagi warga yang menyaksikan Pawai Obor Asian Games 2018 di Balaikota Malang. Silih berganti warga ingin mencoba sendiri dan seolah hendak membuktikan apakah benar ada aura mistis dibalik permainan Bambu Gila dan Jaelangkung Nyai Puthut.
Meriahnya sambutan warga kota Malang yang memenuhi jalur pawai obor maupun di Balaikota membuktikan bahwa masyarakat kota Malang bersemangat menyambut Asian Games. Mereka mungkin tidak bisa mendukung langsung perjuangan para atlet Indonesia di Jakarta atau Palembang. Namun sebagaimana yang dikatakan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, "jangan dilihat tiang benderanya, lihatlah ketulusan partisipasinya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H