Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Tradisi Minum Kopi Ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia

4 Mei 2018   19:39 Diperbarui: 4 Mei 2018   19:55 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan kopi tidaklah sekedar membicarakan sebuah minuman populer yang paling banyak dikonsumsi penduduk dunia. Dalam perkembangan evolusinya, kopi adalah sebuah karya seni premium. Ada masalah eksklusivitas, yakni ketika beberapa jenis kopi yang dianggap langka dan sulit didapatkan semakin didamba pula untuk dinikmati.

Ada pula masalah budaya, yakni ketika kita mendiskusikan asal-usul tanaman kopi, lingkup geografis perkebunan kopi, serta bagaimana warisan budaya dari petani yang membudidayakan tanaman kopi. Jangan lupakan juga masalah seni ketika seorang seniman latte menciptakan secangkir kopi yang sangat dekoratif.

Memahami eksklusivitas, asal biji kopi,  gairah petani, kerajinan dan ritual yang terlibat dalam memproduksi dan menikmati secangkir kopi terbaik bisa dipadankan pula dengan membicarakan bagaimana sebuah karya seni itu diciptakan.

Jadi, jika membuat secangkir kopi yang sempurna bisa menjadi bentuk seni tersendiri, dan jika tindakan minum kopi dapat digambarkan sebagai semacam ritual, maka kita telah melihat sebuah kebudayaan dan peradaban baru yang dibuat oleh kopi. Dan ketika sebuah budaya tertentu bisa ditetapkan sebagai warisan budaya, kopi semestinya diperlakukan serupa.

Kopi Sebagai Warisan Budaya

Dalam terminologi "Warisan Budaya", terdapat dua kategori yang membedakan, yakni Tangible Cultural Heritage (Warisan Budaya Berwujud/memiliki fisik bentuk benda) dan Intangible Cultural Heritage (Warisan Budaya Tak Berwujud/tak benda).  Contoh dari Tangible Cultural Heritage adalah Candi Borobudur, atau Batik yang sudah ditetapkan lembaga UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia dari Indonesia.

Sementara Intangible Cultural Heritage didefinisikan sebagai  " praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan - serta instrumen, objek, artefak dan ruang budaya yang terkait dengannya - yang mana sebuah komunitas, kelompok dan, dalam beberapa kasus, individu mengakui sebagai bagian dari warisan budaya mereka".

Warisan budaya tak benda ini, ditransmisikan dari generasi ke generasi, terus diciptakan kembali oleh komunitas dan kelompok dalam menanggapi lingkungan mereka, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mereka, serta memberikan rasa identitas dan kontinuitas.  Dengan demikian mampu mempromosikan rasa hormat terhadap keragaman budaya dan kreativitas manusia.

Setiap tahunnya, UNESCO menambahkan beberapa warisan budaya dalam daftar World Intangible Cultural Heritage. Sebagaimana artefak budaya yang nyata, atau yang berwujud, UNESCO juga menyertakan apa yang mereka anggap sebagai budaya tak benda, warisan yang ditransmisikan dalam bentuk immaterial dari generasi ke generasi.

Selain harus memenuhi definisi Intangible seperti diatas, warisan budaya tak benda harus masuk lima area: 1) tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai kendaraan warisan budaya tak benda, 2) seni pertunjukan, 3) praktik sosial, ritual dan kemeriahan kegiatan, 4) pengetahuan dan praktik-praktik yang berkaitan dengan alam dan semesta, serta 5) keahlian tradisional.

Jika merujuk pada lima cakupan area diatas, kopi dapat dimasukkan ke setidaknya dalam tiga area: nomor 3 - sebagai praktik sosial dengan ritual ketat, yaitu praktik sosial tentang bagaimana kopi harus diseduh dan pada suhu berapa, bagaimana kopi harus disimpan, kapan dan dimana seharusnya diminum.

Nomor 4 bisa dihubungkan dengan bagaimana biji kopi diperlakukan hingga menjadi secangkir minuman kopi kopi, dan / atau nomor 5, dimana masih banyak petani-petani kopi yang masih menggunakan teknik pertanian tradisional.

Menariknya, pada tahun 2011, UNESCO memasukkan sebuah tradisi minum kopi dalam daftar World Intangible Cultural Heritage. Tradisi minum kopi yang masuk cagar budaya tak benda ini adalah Viennese Coffee House Cultural.

Klub der Wiener Kaffeehausbesitzer, rumah kopi khas Wina (nationalagentur.unesco.at)
Klub der Wiener Kaffeehausbesitzer, rumah kopi khas Wina (nationalagentur.unesco.at)
Meskipun kedai kopi bergaya Wina terkenal di seluruh dunia, Wina bukanlah kota pertama dalam sejarah kedai kopi didirikan. Ada beberapa kedai kopi di Mekah pada awal abad ke-12. Rumah kopi pertama di Eropa dibuka di Venesia pada tahun 1647. Rumah kopi pertama di Inggris dibuka pada 1650 dan 1652. Dan di Wina rumah kopi pertama dibuka pada tahun 1683.

Perjalanan Waktu Viennese Coffee House Cultural

Sejarah rumah kopi khas Wina terkait erat dengan berakhirnya Pengepungan Wina pada tahun 1683. Menurut legenda, seorang warga Wina, Georg Franz Kolschitzky (1640 - 1694) adalah orang pertama yang memperoleh lisensi untuk membuat kopi di kota ini berkat tindakan heroiknya selama Pengepungan Wina. Namanya kini diabadikan di sebuah jalan di distrik ke-4 Wina dan sebuah patung diletakkan di sudut Favoritenstrae / Kolschitzkygasse.

Namun, rumah kopi pertama di Wina malah dibuka oleh seorang mata-mata Armenia bernama Diodato. Dia adalah seorang yang penuh rahasia yang menjadi pelayan di  pengadilan Istana Wina. Diodato mendapatkan pengetahuan tentang kopi dan bagaimana menyiapkannya dari negara asalnya. The Johannes-Diodato-Park di Wieden, yang terletak di distrik ke-4 Wina, didedikasikan kepadanya.

Rumah kopi yang didirikan Diodato sudah memiliki karakteristik khas gaya Wina saat ini. Seorang pelayan yang membawa segelas air dan secangkir kopi, serta dilengkapi dengan permainan kartu dan meja biliar.

ciri khas Viennese Coffee House (wien.gv.at)
ciri khas Viennese Coffee House (wien.gv.at)
Pada tahun 1720, kedai kopi Kramersches Kaffeehaus di pusat kota Wina pertama kalinya mengeluarkan surat kabar bagi para tamunya untuk dibaca. Ini adalah salah satu langkah besar lain dalam sejarah kedai kopi Wina semenjak  makanan hangat dan alkohol juga pertama kali diizinkan untuk disajikan.  Setelah Kongres Wina pada 1814/15, budaya rumah kopi di kota ini berkembang pesat.

Rumah kopi Wina menjadi tolok ukur dan lambang kualitas hidup yang baik di seluruh Eropa. Rumah kopi bergaya Wina kemudian dibuka di Praha, Zagreb, Verona, Trieste, dan Venesia. Kamar-kamar besar, kursi beludru merah, dan lampu gantung yang megah adalah fitur khas yang sangat penting untuk setiap rumah kopi Wina yang bergengsi.

Menjelang akhir abad ke-19, rumah kopi Wina menjadi tempat pertemuan rutin sekelompok tokoh sastra yang disebut "Jung Wien" (Young Vienna). Sebuah kelompok penulis muda terkenal seperti Hugo von Hofmannsthal, Karl Kraus dan Arthur Schnitzler bertemu di kafe dan melahirkan literatur tentang rumah kopi.

Caf Griensteidl, Caf Central, dan  Caf Herrenhof adalah rumah kopi Wina yang sering dijadikan tempat pertemuan para penulis muda paling populer. Artis lain juga memiliki kedai kopi favorit mereka: Caf Museum, misalnya, menjadi tempat pertemuan populer bagi para pelukis.

Secara umum, masyarakat Wina, yang kebanyakan tinggal di flat kecil yang penuh sesak, menganggap rumah kopi yang elegan sebagai "ruang tamu yang panjang" atau rumah kedua tempat mereka dapat bertemu teman dan orang lain. Setelah Perang Dunia Pertama, kafe dansa pertama dibuka dan memainkan musik jazz Amerika populer. Selama krisis ekonomi dunia pada 1930-an, kedai kopi semakin banyak digunakan sebagai tempat perdagangan di mana barang-barang yang banyak dicari dan dipertukarkan di bawah meja.

Ketika tentara Nazi Jerman masuk ke Wina pada tahun 1938, mereka menyita rumah kopi milik orang-orang yahudi. Inilah awal periode paling buruk dalam sejarah rumah kopi Wina. Usai Perang Dunia Kedua, rumah kopi Wina praktis diambang kepunahan menyusul masuknya Bar Espresso bergaya Italia yang semakin populer karena dianggap lebih modern. Sehingga rumah kopi Wina yang masih mempertahankan tradisi mereka dianggap sudah kuno.

Namun pada tahun 1983 masyarakat Wina sadar mereka mempunyai sebuah tradisi minum kopi yang unik dan khas. Karena itu usai perayaan ulang tahun berdirinya rumah kopi Wina yang ke-300, banyak warga Wina mulai mengingat kualitas unik dari kedai kopi mereka dan beberapa rumah kopi Wina didirikan kembali.

Penilaian UNESCO terhadap Budaya Rumah Kopi Wina

Walaupun bukan pelopor rumah kopi, justru di Wina lah ada gaya rumah kopi yang khas dan tidak dijumpai di tempat manapun yang mampu bertahan selama berabad-abad. Keistimewaan inilah yang membuat UNESCO memasukkan Viennese Coffee House Culture sebagai salah satu warisan budaya. Apa yang istimewa dari kedai kopi bergaya Wina ini? UNESCO menggambarkannya sebagai berikut:

"Viennese Coffee House Culture sudah ada sejak akhir abad ke-17. Keistimewaannya terletak pada suasana yang sangat spesifik dan khas. Meja marmer dimana kopi disajikan, kursi Thonet, kotak (log), meja koran dan detail desain interior dalam gaya Historisisme. Para tamu dapat memilih menu makanan dan minuman dari jam 6 jam pagi sampai tengah malam. Mereka juga terkadang bisa menikmati bacaan yang disediakan atau pertunjukan musik. Kedai kopi ini adalah tempat dimana waktu dan ruang dikonsumsi, tapi hanya minuman kopi saja yang ditagihkan."

Dari gambaran diatas dapat dilihat bahwa UNESCO menggabungkan pengalaman minum kopi dengan atmosfer dan tempat di mana itu dinikmati, yaitu rumah kopi atau kafe. Meskipun di dunia ini ada banyak tradisi minum kopi yang unik, atau rumah kopi yang punya nilai sejarah dunia, UNESCO sejauh ini cuma memilih Viennese Coffee House Culture sebagai Cultural Heritage khusus kopi.

Referensi:

1. UNESCO 

2. 1970 UNESCO Convention For The Safeguarding Of The Intangible Cultural Heritage

3.  City of Vienna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun