Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kaleidoskop Gubernur Baru Jakarta, dari Pribumi hingga Tanah Abang

27 Desember 2017   00:04 Diperbarui: 27 Desember 2017   00:21 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang kemudian membandingkan pola kepemimpinan Anies dengan gubernur sebelumnya, yang tidak asal main perintah. Dan dalam penanganan banjir ini, banyak warga yang menyarankan agar setidaknya Anies mau belajar dari pemimpin sebelumnya supaya ada semacam sharing pengetahuan untuk penanganan banjir yang lebih baik lagi.

Banjir masih berpotensi merepotkan Anies-Sandi, tapi sudah ada persoalan baru yang mendesak untuk ditangani kedua pemimpin baru Jakarta tersebut. Zulfikar Akbar mengatakan bahwa Tanah Abang sudah menunggu Bang Anies. Menurutnya, saat Anies-Sandi disahkan sebagai gubernur DKI, ada sebagian besar pedagang di sana yang juga ikut melompat-lompat kegirangan. 

Sebab mereka merasa "merdeka" dengan kedatangan gubernur baru, yang diyakini akan lebih ramah kepada mereka. Dalam sebuah wawancara di televisi, seorang pedagang mengatakan bahwa kesemrawutan yang muncul kembali di Tanah Abang adalah akibat ulah pejalan kaki! Tentu saja kesemrawutan tersebut akan merepotkan Anies Sandi karena mereka sudah terlanjur memunculkan citra bahwa mereka dapat menjadi sahabat bagi kalangan masyarakat yang masuk kategori akar rumput, seperti para pedagang pinggir jalan di Tanah Abang tersebut.

Dan ketika Anies-Sandi mulai menata kawasan Tanah Abang, kontroversi pun kembali menyeruak. Pasalnya, Anies menutup ruas jalan Jati baru dan memberi kesempatan pedagang kaki lima untuk membuka lapak mereka di jalan tersebut, bahkan difasilitasi dengan tenda. Ahmad Saukani mengatakan bahwa kebijakan Anies tersebut sudah benar. 

Terlebih ketika penutupan itu juga dibarengi dengan disediakannya Bus Explorer yang dioperasikan secara gratis dari stasiun ke stasiun dengan rute mengelilingi Tanah Abang. Dengan begitu, paling tidak Anies sudah mengurai satu permasalahan.    

Senada dengan Ahmad Saukani, Ken Hirai juga mengatakan pola penataan baru di Tanah Abang tersebut menguntungkan para pedagang sekaligus para pejalan kaki. 

Jika sebelumnya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dari stasiun Tanah Abang ke Blok A karena jalan dan trotoar dipenuhi PKL, kini dengan Bus TransJakarta bisa dicapai hanya dalam waktu 10 menit. PKL pun merasa senang karena omzetnya naik berlipat-lipat dan tidak takut lagi operasi Satpol PP. 

Para pejalan kaki pun mendapatkan haknya menggunakan trotoar dengan nyaman dan aman. Tentu saja karena sifatnya solusi sementara, evaluasi secara menyeluruh harus segera dilakukan.

Tahun 2017 sebentar lagi akan berlalu. Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta yang baru sudah akan disambut dengan berbagai persoalan yang dihadapi warganya di tahun 2018. Patut ditunggu, seperti apa pola kepemimpinan mereka berdua di tahun yang disebut sebagai tahun politik tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun