Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menimbang Letusan Gunung Agung sebagai Atraksi Wisata

7 Desember 2017   12:35 Diperbarui: 7 Desember 2017   12:46 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wisatawan asing melihat erupsi Gunung Agung dari kejauhan (AntaraFoto)

Sementara gunung berapi di Hawai cenderung berkarakteristik erupsi magma dengan tipe Hawaiian, yaitu erupsi yang umumnya berupa semburan lava pijar seperti air mancur dan pada saat bersamaan diikuti leleran lava pada celah-celah gunung berapi atau kepundan. Semburan ini bisa berlangsung selama berjam-berjam hingga berhari-hari. Karena sangat cair, semburan lava ini bisa mengalir berkilometer-kilometer jauhnya dari puncak gunung.

Aliran lava gunung Kilauea, Hawaii (Getty Images via BBC.com)
Aliran lava gunung Kilauea, Hawaii (Getty Images via BBC.com)
Model letusan gunung berapi di Hawaii lebih memungkinkan untuk bisa dilihat secara langsung, bahkan dari jarak yang lebih dekat. Sehingga tak heran banyak wisatawan yang justru datang ke Hawaii ketika ada kabar salah satu gunung berapi disana hendak meletus.

Jauh berbeda dengan model erupsi dari Gunung Agung. Alih-alih leleran lava pijar, Gunung Agung justru melontarkan gulungan asap hitam. Dengan kondisi ini, area yang terdampak dari erupsi ini lebih luas dibanding jika hanya mengeluarkan leleran lava. Fakta ini hendaknya bisa dipahami bahwa dengan tipe erupsi seperti itu, letusan Gunung Agung tidak bisa dijadikan sebuah atraksi wisata layaknya di Hawaii.

Selain fakta tersebut, beberapa faktor lain juga tidak mendukung letusan Gunung Agung bisa dijadikan atraksi wisata yang berpotensi menarik wisatawan untuk datang melihatnya. Seperti ditutupnya Bandara andai aktivitas letusan semakin meningkat. Selain itu, paparan abu vulkanik yang semakin luas juga sangat mengganggu kenyamanan wisatawan yang masih tinggal di area sekitar gunung.

Perekonomian di Bali memang sebagian besar ditopang industri pariwisata. Pernyataan Presiden diatas juga bisa dimaknai sebagai obat penenang untuk menumbuhkan kepercayaan pada wisatawan untuk tetap datang ke Bali. Tapi, ide untuk menjadikan letusan gunung berapi di Indonesia sebagai atraksi wisata baru yang out of the box justru menjadi ide yang sangat naif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun