Hasil dari database pemain dari tiap Asprov ini kemudian dimasukkan dalam database pemain nasional. Di Eropa, dikenal istilah National Pool, untuk menyebut database yang berisi pemain-pemain yang layak masuk timnas hasil dari pantauan para pemandu bakat.
Kebijakan PSSI ini juga bisa menjadi era baru bagi para pemandu bakat sepakbola Indonesia. Setidaknya, tiap orang yang merasa mempunyai insting untuk memantau dan menilai pemain, bisa menjadikan pekerjaan ini sebagai sebuah profesi yang serius. Di Inggris, sejak tahun 2013 dibentuk Asosiasi Pemandu Bakat Profesional (Professional Football Scout Association).Â
Organisasi ini membawahi para pemandu bakat di masing-masing klub, atau memberi pelatihan gratis kepada siapa saja yang ingin menjadi pemandu bakat sepakbola. Merekalah yang kemudian memberi rekomendasi pada klub-klub di liga bawah untuk bisa memakai pemain-pemain hasil temuan para pemandu bakat.
Jika strategi dan kebijakan PSSI ini dijalankan dengan baik dan serius, mimpi untuk bisa melihat timnas yang berprestasi, yang diisi para pemain-pemain berbakat dari seluruh penjuru Indonesia, akan bisa terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H