PSSI akhirnya resmi mencopot posisi Indra Sjafri dari kursi pelatih Timnas U-19. Dalam jump pers yang digelar Selasa (21/11) sore, Sekjend PSSI Ratu Tisha mengumumkan pencopotan tersebut.Â
"PSSI menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Indra Sjafri yang selama ini bekerja keras bersama timnas U-19. Kami tetap akan bekerja sama dengan pelatih Indra di federasi untuk membangun sepakbola nasional. Ini merupakan tugas dan tantangan yang jauh lebih besar."
Pernyataan Sekjend PSSI tersebut memperjelas sinyal posisi baru Indra Sjafri usai didepak dari timnas U-19. PSSI meminta Indra Sjafri untuk fokus pada pengembangan sepakbola atau football development. Dalam mengemban tugasnya di sektor tersebut, Indra turut berupaya mewujudkan target Indonesia untuk tampil berbagai ajang internasional sebelum Piala Dunia 2034. Misalnya Piala AFC U-19 2020, Youth World Cup 2021 hingga Olimpiade 2024. Secara spesifik, Sekjend PSSI Ratu Tisha mengatakan bahwa tugas Indra Sjafri yang baru nanti mendata basis pemain dan melakukan scouting pemain ke seluruh pelosok Indonesia.
Usai menelan hasil mengecewakan di kualifikasi Piala Asia U-19, banyak pihak yang meminta PSSI untuk mempertimbangkan ulang posisi Indra Sjafrisebagai pelatih timnas. Bukan sekedar mencopot, tapi memberi posisi yang lebih tepat kepada pelatih yang membawa timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19 di tahun 2013 ini. Dan, scouting, adalah posisi yang paling ideal bagi Indra Sjafri, sesuai dengan kapabilitas dan kualitasnya dalam penilaian bakat seorang pesepakbola.
Ini adalah sebuah kebijakan yang patut diapresiasi. Scouting, atau Pemanduan Bakat pemain, merupakan hal baru di sepakbola Indonesia. Padahal, di negara-negara yang sudah maju dan modern sepakbolanya, scouting adalah hal yang biasa dalam pengembangan sepakbola, baik di tingkat klub atau di tingkat federasi. Tidak hanya sekedar menemukan pemain baru yang berbakat di internal klub ataupun di luar, scouting juga sudah dianggap sebagai investasi dalam klub sepakbola modern. Di Eropa atau Amerika Selatan, pemandu bakat sudah menjadi sebuah profesi khusus. Tak heran jika EA Sport, developer game yang merilis game sepakbola FIFA sampai menyediakan lowongan khusus di laman EA Â Football Talent Scout yang nantinya akan bekerja untuk mencari data seorang pemain atau klub.
Pada dasarnya, ada dua macam tipe pemandu bakat: Pemandu bakat pemain dan pemandu strategi lawan. Menilik tugas baru yang akan dibebankan pada Indra Sjafri, tentu yang dimaksud PSSI adalah pemandu bakat pemain. Tidak adanya pemandu bakat profesional di sepakbola Indonesia tak lepas dari minimnya pengetahuan tentang scouting itu sendiri.Â
Dalam pemilihan pemain timnas ataupun klub, pencarian pemain dibebankan pada jajaran pelatih. Hal inilah yang menghalangi terjadinya regenerasi pemain, serta menghambat masuknya pemain-pemain berpotensi dari pelosok tanah air. Berapa banyak pelatih klub, atau pelatih timnas yang dapat memantau jutaan pemain muda yang masuk dalam ribuan Sekolah Sepak Bola (SSB)?Â
Jawabannya hampir nihil alias hampir tidak ada! Perkecualian pada SSB yang berhasil menjuarai sebuah kompetisi nasional, untuk kemudian berhak mewakili Indonesia dalam sebuah kompetisi internasional. Dengan begitu, para pemain berbakat mereka otomatis terpantau radar melalui pemberitaan di media. Jika tidak diberitakan, jangan harap pemain berbakat mereka bisa masuk dalam radar pemilihan pemain timnas.
Sepengetahuan penulis, para pemain berbakat di masing-masing SSB biasanya disodorkan oleh pelatihnya pada klub-klub lokal terdekat untuk bisa ikut seleksi masuk klub. Klub sepakbola sendiri hampir tidak ada yang menjemput bola dengan memantau langsung pemain-pemain sepakbola di daerahnya. Karena memang tidak adanya posisi pemandu bakat dalam klub tersebut.Â
Dengan posisi barunya nanti, Indra Sjafri sesungguhnya punya kewenangan yang lebih luas. Indra misalnya, bisa membentuk jaringan pemandu bakat nasional, dengan memanfaatkan keberadaan masing-masing Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI atau Asosiasi Sepakbola Provinsi (Asprof). Tiap-tiap pemandu bakat di masing-masing kota bisa melaporkan database pemain hasil temuannya ke Pengcab PSSI, untuk kemudian dikumpulkan di Asprov, kemudian diteruskan dan dipilah lagi oleh Tim Pemandu Bakat Nasional.Â