Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Semoga Kamu Bahagia di (Full Day) Sekolah, Ya Nak....

12 Agustus 2017   09:00 Diperbarui: 13 Agustus 2017   17:51 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara kasat mata, fisik anak kita terlihat lelah usai pulang dari sekolah. Tapi bagaimana dengan batin mereka?

Setiap kali menjemput pulang, saya selalu bertanya pada anak saya, "Capek Mbak?"

Dan sambil tersenyum anak saya menjawab, "Capek Pak, tapi senang......"

Fisik mereka (mungkin) kelelahan, tapi hati mereka senang.

Apa sebabnya? Karena di sekolah mereka bisa bermain dengan teman sebaya. Karena di sekolah mereka bisa saling bertukar cerita dengan teman terpercaya. Karena di sekolah mereka secara langsung berinteraksi dan bertatap muka dengan teman sepermainan. Bukan lewat gadget!

Kekhawatiran kedua, tentu saja masalah pendidikan agama. Banyak orang tua yang memasrahkan pendidikan agama anak mereka pada lembaga pendidikan agama luar, seperti TPQ atau Madrasah Diniyah (Madin). Dan itu dilaksanakan di waktu sore/malam.

Dengan adanya FDS yang memakan waktu sampai sore hari, sudah barang tentu keberadaan TPQ atau Madin akan terancam gulung tikar (menurut jamaah NU).

Benarkah?

Untuk menjawabnya, mari kita lihat kondisi dalam TPQ atau Madin tersebut. Berapa prosentase siswa SMP yang ikut TPQ atau Madin?

Jujur saja, untuk anak usia 12 tahun keatas, saya jarang melihat mereka ikut TPQ/Madin. Keberadaan TPQ/Madin lebih banyak diisi anak-anak usia 6-11 tahun, atau usia Sekolah Dasar.

Karena lepas usia SD, orang tua, yang menganggap anak mereka sudah bisa baca tulis Al Qur'an (meski kadang seadanya) tidak ada yang serius ingin melanjutkan pengajaran agama anak mereka pada Madrasah Diniyah. Anak-anak mereka lebih dituntut untuk serius menekuni ilmu pengetahuan umum di SMP mereka. Bukankah begitu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun