Mohon tunggu...
Andi Mirati Primasari
Andi Mirati Primasari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - i love reading and writing.. thanks Kompasiana, sudah menjadi langkah awal saya untuk mulai ngeblog..

Lahir dan besar di Makassar, dan saat ini menetap di Jakarta menjalani kesibukan sebagai seorang istri merangkap karyawati swasta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Using Smart Money in Smart Way

30 November 2016   11:01 Diperbarui: 30 November 2016   12:57 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kompasiana Card, andalan saya bertransaksi non tunai"][/caption]

Siapkah kita menghadapi perubahan seiring pesatnya kemajuan jaman? Tak dapat dipungkiri, beberapa di antara kita mungkin masih kaget saat menyaksikan segala unsur kehidupan di sekitar kita mulai berganti, entah itu dari pola pikir, gaya hidup, ataupun secara fisikal.

Akan semakin rumit jika problema ini kita kaitkan dengan manuver modernitas yang semakin pesat. Arus pertumbuhan teknologi semakin jelas telah menyeret manusia pada pusaran arus perubahan yang ditimbulkan. Siap-siap tertinggal jauh bila anda hanya betah jalan di tempat.

Namun jangan salah, boleh-boleh saja mengikuti arus, tapi jangan ikut-ikutan atau asal latah. Sebisa mungkin, mental harus pintar bersiasat, menjadi smart people yang mampu memanfaatkan situasi sebaik mungkin, taktis menyikapi perubahan. Syukur-syukur bila manfaatnya bisa ikut dirasakan tak hanya oleh kita sendiri, tapi juga orang-orang di sekitar kita.

Mungkin seperti itu gambaran ideal generasi millineal. Tujuan akhirnya adalah menjadi inspirasi positif bagi banyak orang. Langkah awalnya adalah "changes" atau perubahan yang sudah disebutkan di atas, dan modal dasarnya adalah "braveness" atau keberanian.

Cashless, Simple, Comfortable

Pada aspek ekonomi, satu sistem pembayaran digagas oleh Bank Indonesia untuk mempermudah masyarakat saat bertransaksi, Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Kelebihannya adalah sistem ini memudahkan penggunanya untuk melakukan pembayaran tanpa perlu repot-repot menghitung uang di dompet. Cukup aplikasikan instrumen pembayaran non tunai andalan anda untuk segala jenis transaksi, bisa berupa kartu (APMK) atau uang elektronik. Meski fungsinya cenderung sama, bisa digunakan sebagai representasi uang tunai saat membayar, namun masing-masing tentunya memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.

Jika sumber dana Kartu ATM atau debet berasal dari simpanan atau tabungan pemegang, maka dana kartu kredit bersumber dari pinjaman (kredit) yang diberikan penerbit kartu. Biasanya penerbit kartu kredit memiliki penawaran berupa reward atau promo menarik yang menggiurkan penggunanya untuk terus berbelanja. Bukan begitu?

Jika anda sering betransaksi menggunakan Kartu ATM atau Debet, entah menggunakan mesin ATM, saat berbelanja di kasir minimarket atau di mall, pasti anda sudah paham bahwa pada beberapa transaksi, kita akan dikenai biaya transfer antar bank dan biaya administrasi yang menyebabkan saldo tabungan kita ikut berkurang. Hanya saja, transaksi ini tidak menyebabkan kita berhutang pada bank. Berbeda dengan kartu kredit yang setiap bulannya selalu harus membayar cicilan tagihan kredit beserta bunganya. Bila terlambat, resikonya akan dikenai denda.

Selain kedua jenis kartu yang disebutkan di atas, mungkin kita juga sudah familier dengan uang elektronik. Contoh: BRIZZI (BRI) Flazz (BCA), e-Money (Bank Mandiri). Jika dana kartu ATM atau Debet berupa simpanan, kartu kredit berupa pinjaman, maka nilai uang elektronik berbeda karena nilai uang yang disimpan di dalamnya adalah hasil setoran yang sudah diisi ulang (top-up) pada ATM atau merchant terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit uang elektronik, bukan merupakan simpanan/ tabungan seperti yang diatur dalam undang-undang perbankan, tidak dijamin LPS dan tidak memperoleh bunga.

Uang elektronik ini bisa kita gunakan sebagai media bayar kepada pedagang atau merchant yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut. Contohnya: bisa untuk bayar tol, transjakarta, kereta api, dan sebagainya. Transaksinya sangat mudah dan cepat, karena pengguna cukup menempelkan kartunya pada mesin pembaca, dan otomatis saldo akan berkurang sesuai dengan nominal yang dibayarkan.

[caption caption="Aplikasi penggunaan uang elektronik pada loket Trans jakarta, mempercepat antrian."]

[/caption]

Uang elektronik digunakan secara massal, bernilai terbatas dengan frekuensi yang tinggi. Nilai atau saldonya tersimpan dalam media berupa chip (chip based) atau berupa server dan transaksi online (server based). Jadi, penggunaannya mirip dengan pulsa isi ulang pada kartu prabayar telepon selular.

Siasat Bank Indonesia Bidik Youth Generation

Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan transaksi non tunai perlahan-lahan mulai merambat maju dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Untuk semakin menarik minat warga untuk beralih ke non tunai, Bank Indonesia kini mulai menambah gencar sosialisanya. Sasarannya kini tak hanya sebatas kalangan usia produktif atau yang berkarier saja, tapi bidikannya mulai diarahkan pada generasi muda.

Mengapa demikian?
Karena generasi muda dianggap sebagai golongan yang penuh dengan ide-ide kreativitas yang masih segar, senang bergaul, aktif di social media, dan pengaruhnya besar untuk menciptakan dan menyebarkan trend. Tak jarang, karya-karya anak muda Indonesia menjadi viral di dunia maya, berikut jumlah followers yang tak sedikit. Sangat tepat, youth generation memang harus diarahkan sebagai inspirator yang positif, agar manfaatnya bisa dirasakan oleh lingkungan di sekitarnya.

Gagasan cemerlang Bank Indonesia tersebut diwujudkan dalam satu rangkaian acara bertajuk "Bank Indonesia Goes To Campus", bekerja sama dengan stasiun televisi masa kini, NET.

[caption caption="Event Bank Indonesia Goes To Campus bekerjadama dengan NET."]

[/caption]
Tokoh-tokoh inspiratif pun dihadirkan untuk menjadi pembicara dalam acara ini, antara lain Bapak Pungky (Direktur DKSP Bank Indonesia), Dewi Laila Sari (Executive Producer NET Citizen Journalist), Ronny Sugiadha, (Chief Marketing Officer Kaskus), dan Iskandar Zulkarnaen (Assistant Manager Kompasiana).

Dalam sesi talkshow "Scale Up dengan E-Commerce", Bapak Pungky bahkan mengibaratkan transaksi non tunai itu seperti chatting. Saat ini Transaksi Non Tunai dirancang agar semudah kita melakukan chatting dari smartphone kita. "Uang elektronik bukan hanya bank, bisa juga melalui smartphone yang kita pakai sehari-hari".

Aman dari penipuan dan sistem yang terjaga disebut-sebut Pak Pungky sebagai keuntungan transaksi nontunai. Agar GNNT semakin sukses ke depannya, sosialisasi dan kepedulian masyarakat terhadap sistem transaksi ini perlu terus digerakkan. Peran aktif semua stakeholder sangat dibutuhkan. "Ecosistem is the key for e-money..", tuturnya.

Beliau juga menyarankan agar para peserta yang hadir dalam kampanye GNNT menggunakan registered e-money agar jika e-money hilang, saldo bisa diblokir dan saldo e-money nasabah tetap tersimpan aman.
“Kunci sukses GNNT itu harus sudah registered, harus bisa diisi ulang, harus gampang dipakai, dan harus aman.." ungkapnya.

Sementara itu, menurut Chief Marketing Officer Kaskus, Ronny Sugiadha, transaksi non tunai menjadi bentuk inovasi pengembangan teknologi pada sistem pembayaran dan sangat menguntungan pelaku UMKM untuk mengembangkan diri di e-commerce. GNNT memiliki sistem yang sangat valuable karena dinilai kemudahan dan kecepatan aksesnya, sehingga berdampak sangat signifikan.

E-commerce memegang peranan penting dalam memberikan platform baru kepada pelaku bisnis serta menyediakan pilihan baru untuk bertransaksi non-tunai bagi masyarakat. E-commerce diharapkan menjadi instrumen berkembangnya transaksi nontunai dan tumbuh kembang ekonomi di negara kita. Akses e-commerce jangkauannya lebih luas karna sistemnya online, bahkan akun medsos pun bisa dimanfaatkan.” ungkap Ronny.

Dalam kesempatan ini, Ronny juga memberikan tips bagaimana menjadi penjual yang baik dalam bisnis e-commerce:
1. Jaga kualitas produk agar bisa menjadi trending dan best seller.
2. Cari tau trend e-market yang sedang booming saat ini.
3. Jaga kepercayaan konsumen. Jangan sampai konsumen kecewa.
4. Beri service yang bagus, agar konsumen puas dan nyaman.

Di akhir workshop sesi pertama ini, Ronny mengajak peserta untuk ikut menyukseskan GNNT dengan rajin bertransaksi non tunai lewat e-commerce. Tipsnya? "Jangan hanya puas jadi pembeli, tapi ayo jadi penjual juga.. Sudah banyak orang-orang yang terbukti eksis dan sukses dalam bisnis ini." ungkapnya.

Setelah diberi pembekalan mengenai E-commerce dan kaitannya dengan sistem transaksi nontunai, para peserta kemudian disuguhi wawasan inspiratif dari para pakar media. Nggak tanggung-tanggung, Dewi Laila (Executive Producer NET.) dan Iskandar Zulkarnaen (Assistant Manager Kompasiana). Mereka berdua adalah tokoh penting di balik suksesnya kedua wadah jurnalis warga yang diasuhnya. Terbukti dengan semakin banyaknya masyarakat yang ingin turut serta berbagi informasi aktual dalam bentuk blog dan video.

Usut punya usut, ternyata kehadiran keduanya berkaitan dengan event Video dan Blog Competition bertajuk "Smart Money Wave" yang digagas NET. sebagai Televisi Masa Kini. Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan, adalah untuk menggalakkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) sebagai salah satu program yang disebut-sebut sebagai penggerak roda perekonomian Indonesia ini.

Acara ini tak hanya monoton berisi materi saja, ada banyak games berhadiah yang sangat ampuh memancing keriuhan dari para peserta yang berebutan ingin menjawab pertanyaan. Di akhir acara, penonton dihibur dengan penampilan stand up comedian Kemal Palevi dan penyanyi muda Rizky Febian. Kemunculan keduanya sontak membuat suasana Auditorium Amanagappa riuh oleh sorakan fans, yang sebagian besar remaja wanita.

[caption caption="Booth Bank Indonesia yang tak pernah sepi pengunjung"]

[/caption]

[caption caption="Performance Rizky Febian"]

[/caption]

[caption caption="Stand Up Comedian Kemal Palevi"]

[/caption]

GNNT, Satu Kartu Untuk Semua

Sebenarnya, instrumen pembayaran berbasis kartu di Indonesia sudah mulai diperkenalkan sejak tahun 2007. Setelah itu, pelan-pelan masyarakat di negara ini sudah mulai tertarik dan nyaman untuk menggunakan cara transaksi ini. Meskipun tak bisa dipungkiri, bahwa sebagian besar masih khawatir dengan resiko yang bisa saja timbul. Entah dari masalah keamanan yang belum sepenuhnya terjamin, atau karena beberapa orang masih senang berbelanja dengan uang tunai.

GNNT sangat penting karena jika kita beralih dari transaksi tunai ke non tunai, uang yang disetor akan langsung masuk ke kas perbankan. Sehingga, semakin banyak orang melakukan transaksi non tunai, roda perputaran uang negara kita jadi semakin cepat, maka semakin tinggi pertumbuhan ekonomi. Inilah yang disebut "Smart Money Wave".

Satu hal yang sangat penting untuk kita ingat adalah bahwa segala jenis transaksi non tunai harus tetap mengikuti aturan yang ditetapkan Bank Indonesia. So, us it in a smart way, then be a smart user..

Bank Indonesia sebagai penggagas punya tipsnya lho..
1. Selalu cek saldo uang elektronik secara berkala untuk memastikan tidak terjadi pendebetan yang keliru saat melakukan transaksi. Untuk kartu kredit, pastikan tagihan kartu sesuai dengan nilai transaksi.
2. Simpan uang elektronik anda di tempat yang aman agar terhindar dari resiko kehilangan yang kerugiannya sama dengan uang tunai. Jika hilang, segera hubungi call center bank untuk melakukan pemblokiran (khusus registered e-money).
3. Khusus pengguna kartu ATM atau Debet, ingatlah untuk selalu mengganti PIN (Personal Identification Number) secara berkala. Hindari PIN yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir atau nomor telepon.
4. Jaga kerahasiaan PIN. Tutup keypad dengan tangan ketika memasukkan PIN, atau gunakan ATM yang telah dilengkapi keypad cover.
5. Setelah bertransaksi, pastikan mengambil kembali kartu dan struk pembayaran.
6. Jika anda suka berbelanja online, pastikan anda shopping di situs atau olshop terpercaya.
7. Bila ingin aman, gunakan uang elektronik yang sudah terdaftar dan tercatat pada penerbit (registered) untuk menghindari resiko kerugian. Jika uang elektronik hilang pada registered e-money, pengguna bisa melakukan blokir dan penggantian kartu.

Perlindungan Terhadap Konsumen

Sebagai pengguna instrumen non tunai, tentunya masih ada rasa was-was dengan sistem transaksi ini. Namun, Bank Indonesia selalu berupaya memberikan perlindungan terhadap konsumen, berikut kepastian hukum demi menjamin keamanan saat penggunaan. Ruang lingkup perlindungannya mencakup instrumen pemindahan dan penarikan dana, APMK (ATM, Debet, Kredit), Transfer Dana, Uang Elektronik, penyediaan dan penyetoran uang rupiah, dan sistem pembayaran lain.

Ada 3 fungsi perlindungan konsumen yang dimaksud, antara lain:
-Edukasi, memberi pemahaman kepada masyarakat tentang GNNT.
-Konsultasi, memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkap masalah-masalah yang ditemui saat bertransaksi non tunai, dan dicarikan solusinya.
-Fasilitasi, berupa upaya penyelesaian sengketa perdata antara konsumen dengan pihak penyelenggara sistem pembayaran.

Langkah yang ditempuh Bank Indonesia sebagai bank sentral negara ini termasuk brilian. Hal ini sejalan dengan misinya untuk mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar. Dengan cara ini, GNNT dianggap mampu berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter, dan sistem keuangan dengan tetap memperhatikan aspek perluasan aspek dan kepentingan nasional.

***

sumber bahan artikel:

1. Flyer Bank Indonesia "Cara Pandai Bertransaksi Non Tunai"

2. Materi workshop Bank Indonesia Goes To Campus, Auditorium Amanagappa, Universitas Negeri Makassar, 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun