Mohon tunggu...
Andi Mirati Primasari
Andi Mirati Primasari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - i love reading and writing.. thanks Kompasiana, sudah menjadi langkah awal saya untuk mulai ngeblog..

Lahir dan besar di Makassar, dan saat ini menetap di Jakarta menjalani kesibukan sebagai seorang istri merangkap karyawati swasta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diet Mental, Yuk..

26 September 2015   23:52 Diperbarui: 27 September 2015   02:42 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata, ada satu cara yang bisa dicoba untuk menghadapinya. Bila dipraktekkan, mungkin akan sangat membantu kita untuk bangkit dari keterpurukan yang fatalnya mampu membuat kita merasa tak memiliki arti lagi untuk hidup.

Baru-baru ini saya membaca sebuah artikel di salah satu majalah wanita. Artikel tersebut berjudul "How to Break Out of A Slump" atau dalam bahasa Indonesia kurang-lebih berarti "Cara Menyiasati Keterpurukan". Ada satu sub bab artikel tersebut yang sangat menarik buat saya, yaitu tentang "Diet Mental".

Apa itu diet mental? Ini sedikit berbeda dengan Revolusi Mental yang sering didengung-dengungkan para politisi kita saat ini. Kalau revolusi mental mengajak kita untuk mengubah pola pikir batiniah kita ke arah yang lebih baik dan berprospek melalui "kerja, kerja, dan kerja", diet mental ini justru menyarankan kita untuk sejenak mengistirahatkan pikiran dari hal-hal buruk yang berpotensi merusak mental kita.

Sebagaimana diet untuk tubuh, dimana kita dituntut untuk menjaga pola makan dan tidak makan berlebihan agar badan tidak makin melar, diet mental pun begitu.

Dengan diet mental, kita dilatih untuk membiasakan diri memilah-milah asupan makanan apa saja yang ingin kita beri untuk mental kita, tentunya hal-hal positif dan berguna saja donk yaa.. Say no to all negative things, karena hal-hal negatif itulah yang justru membuat mental kita "gendut", tergendutkan oleh hal-hal yang tidak sehat untuk batin kita.

Diet mental ini bisa ditempuh dengan berbagai cara. Namun, terlebih dahulu kita perlu menanyakan jawabannya pada diri kita sendiri, hal-hal apa saja yang sangat kita sukai dan sudah lama ingin kita lakukan namun tak pernah sempat? Bisa dengan meminta cuti untuk berlibur ke pulau yang tenang, browsing artikel-artikel inspiratif di internet, membaca komik atau novel dari pengarang favorit, meditasi, relaksasi di salon, dan banyak hal positif lainnya yang mampu mengistirahatkan otak dan syaraf dari ketegangan. Ini semacam terapi mental untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan yang sudah jarang kita dapatkan akibat terlalu sering berkutat dengan kesibukan tanpa henti.

Alasannya, mental kita memang butuh dimanjakan dengan hal-hal menyenangkan, jangan terus-menerus disiksa dengan kesemrawutan.

Pada intinya, kita wajib menjauh dari apapun yang memiliki aura negatif bagi kesehatan mental kita. Mengapa? Karena kita butuh mental yang sehat (bukan mental gendut, lho yaa..hehehe..) untuk melakukan segala aktivitas dengan penuh semangat, demi kesehatan tubuh kita juga tentunya. Bukankah mental yang sehat adalah kunci untuk memperoleh tubuh yang sehat? Dan bukankah jika tubuh lebih fit, kita pun bisa bekerja dengan lebih tenang?

So.. Diet mental, yuk..

Semoga bermanfaat..

Salam :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun