[caption id="attachment_417314" align="aligncenter" width="630" caption="Ilustrasi/tribunnews.com"][/caption]
Pada suatu obrolan santai, seorang teman pernah bilang, gosip itu sama aja kayak obat pusing, pelepas stres. Saat pikiran lagi penat, bergosip atau ngerumpi menjadi semacam sarana untuk menyalurkan segala macam hal yang memenuhi pikiran. Tak jarang, hal-hal yang sehari-hari ditemui pun kerap jadi bahan gunjingan. Dari situ, lahirlah komunitas "Jeng-Jeng Rumpi" yang beranggotakan wanita-wanita dengan suatu kesamaan hobi, apalagi kalau bukan "Ngerumpi" atau "Bergosip"?
[caption id="attachment_417284" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi (from www.123rf.com)"]
Ngerumpi kadang dijadikan suatu ajang untuk eksis dan mencari pengakuan. Barangsiapa yang paling banyak tau soal info ter-update seputar kejadian di sekitar mereka akan dianggap hebat, bahkan diberi gelar Si Biang Gosip atau Ratu Gosip atau whatever lah.. Gelar ini nggak mereka anggap sebagai suatu hal yang memalukan, bisa jadi justru mereka bangga dengan gelar itu.
Gosip juga dijadikan wanita sebagai wadah untuk mencari kebenaran sebuah informasi. Nggak puas rasanya jika belum mendapat klarifikasi atas ketidakjelasan sebuah berita. Mungkin ini alasan kenapa acara infotainment di TV makin menjamur, dan tak jarang mendapatkan rating yang fantastis.
Dengan ngerumpi, wanita juga bisa menunjukkan empatinya terhadap isu-isu yang tengah marak berkembang. Contoh: Saat sedang menggosipkan artis A yang sedang terlibat kasus pencucian uang dengan seorang pejabat, tau-tau ada seorang wanita yang berkomentar, "Aduuhh.. Sayang yaa.. Padahal saya kan ngefans sama mbak A. Pengen banget rasanya meluk dia saat sedang terpuruk begini."
[caption id="attachment_417285" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi (from www.lovethispic.com)"]
Sebenarnya, jika diteliti lebih dalam, apa sih sebenarnya tujuan wanita ngerumpi? Saya sebagai wanita pun sebenarnya menikmati kegiatan ngerumpi ini. Kata Mama saya, gosip itu ibarat rekreasi tanpa biaya.
Lho? Kenapa ngerumpi malah disamakan dengan rekreasi?
Jawabannya karena bergosip dan rekreasi memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menyalurkan emosi, merilekskan pikiran, membuang ketegangan, dan lain-lain.
Ajang ngerumpi pun kerap jadi sarana untuk bersosialisasi dan memperluas pergaulan. Sering dijumpai ibu-ibu yang tadinya tidak saling kenal, tiba-tiba menjadi akrab karena tanpa sengaja membicarakan hal yang sama, dalam suatu perjalanan di angkot atau saat sedang duduk-duduk di halte bus, mungkin. Tak jarang, obrolan mereka diselingi tawa yang kadang terdengar miris atau bahkan merendahkan.
Dari ajang ngerumpi ini, pikiran dan isi hati seseorang bisa terlihat melalui sikap dan kata-kata yang dilontarkan. Kita dapat menilai siapa saja orang yang bisa dipercaya omongannya, dan siapa yang sebaiknya kita jauhi karena tidak mampu menjaga rahasia alias ember. Hehehe.. Jadi besok-besok kita bisa lebih berhati-hati dan menjaga tutur kata jika bertemu dan berbicara dengan orang-orang seperti itu.
Tapi, apa sih sebenarnya yang bikin wanita jadi gemar ngerumpi?
Ehm.. Kalau dipikir-pikir sih pada dasarnya kaum wanita bukan hanya senang ngomong, tapi juga butuh didengarkan.
Pesan buat para suami ataupun cowok-cowok yang lagi pacaran. Kalau nggak mau istri atau pacar anda jadi hobi ngomongin orang atau ngeluh di forum-forum arisan ataupun pengajian di luaran, cobalah untuk lebih care untuk mendengarkan mereka. Kalau misalnya anda nggak bisa ngasih solusi, dengan bersabar hati mendengarkan pun sudah cukup bagi mereka.
Dengan demikian, nggak akan ada lagi judgement negatif yang mengatakan bahwa istri yang hobi bergosip adalah korban dari ketidakpedulian dan kurangnya perhatian suami untuk mau mendengarkan curhatan tentang segala hal yang tengah menjadi keresahan istrinya, saking sibuknya bekerja seharian. Pilih mana? Istri anda ngomel dan ngeluh panjang-lebar di rumah, ketimbang mereka berisik nyerocos di depan tetangga?
Di akhir obrolan, pesankanlah kepada pasangan anda untuk tidak sering-sering bergosip jika tidak ingin namanya jadi jelek di lingkungannya.
By the way..
Jika direnungkan, apa memang hanya kaum wanita saja yang suka bergosip dan ngomongin kejelekan orang?
Lantas, gimana dengan kaum pria? Suka gosip juga nggak sih kalau lagi ngumpul sama temen-temennya?
Ehm.. Menurut anda bagaimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H