Mohon tunggu...
Andi Mirati Primasari
Andi Mirati Primasari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - i love reading and writing.. thanks Kompasiana, sudah menjadi langkah awal saya untuk mulai ngeblog..

Lahir dan besar di Makassar, dan saat ini menetap di Jakarta menjalani kesibukan sebagai seorang istri merangkap karyawati swasta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Haruskah Sama?

12 Mei 2015   15:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:07 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1431420372747994926

"Mungkin cewek pilihannya itu sudah menghadirkan warna baru bagi Fadlan.. Mungkin bersamanya Fadlan bisa lebih bebas mengekspresikan diri, setelah sebelumnya terhimpit dalam ruang sempit dan gelap yang kalian ciptakan saat masih bersama.."

"Hubungan kami tidak se-membosankan itu kok!", Ovi tidak terima.

"Aku tidak pernah mengatakan hubungan kalian membosankan, Vi! Tapi ada satu kenyataan yang nggak bisa kita sangkal, Fadlan lebih comfortable dengan cewek itu dan segala hal menarik di London, mungkin?", balasku.

"Maksudmu, Fadlan jenuh dengan hubungan kami dan memutuskan hubungan begitu saja?"

"Bisa iya, bisa juga tidak. Mungkin menurutnya, dengan cara ini, kamupun harus bisa mengikuti step by step perjalanannya dalam mencari jodoh, Vi.. Cobalah untuk bisa lebih memahami pribadi orang lain. Terimalah mereka sebagaimana kamu juga ingin diterima.."

Ovi merenung. Tatapannya kosong.

"Bukankah kita juga punya kekurangan? Bukankah orang-orang di sekitar kita pun bahkan tidak mempermasalahkan semua itu?", tanyaku.

"Menurutku, sudah saatnya kamu sembuh, Vi. Sembuh dari sakitnya dihimpit trauma masa lalu yang kamu ciptakan sendiri.. Kuncinya cuma satu, toleransi.. Karena pada kenyataaannya, nggak ada yang sama persis di dunia ini, Vi. Apapun itu..", ucapku. Kuputuskan untuk tidak banyak berbicara lagi. Takut Ovi merasa terpojokkan oleh kata-kataku.

Setelahnya, kamipun larut dalam keheningan yang cukup lama.

Ovi mendongak, menatap langit-langit kamar. Kulihat ada senyum samar di wajahnya. "Mungkin kamu benar.. Sudah saatnya aku menemukan hal-hal seru dan unik dibalik segala perbedaan yang kutemui..", katanya, membuatku tersenyum puas.

"Aku balik dulu, yaa.. Thanks udah mau dengerin curhatku.", pamitnya. "Nanti kalo aku punya kenalan baru, kamu pasti jadi orang pertama yang aku kabarin.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun