Primaditya Rahmat Mahendra
21107020024
Teori Sosiologi Modern     Â
Ujian Tengah Semester TA 2022/2023
Setiap orang pastinya dalam kehidupan dihadapkan dengan banyak pilihan. Dengan berbagai keadaan yang ada manusia harus mampu menentukan pilihan yang ada secara matang dan rasional. Dengan pilihan yang ada manusia akan berpengaruh pada kehidupannya sekarang dan ke depannya. Manusia sebagai aktor dalam kehidupan perlu mempertimbangkan sebuah pilihan berdasarkan berbagai faktor seperti sosial, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.
Pendidikan menjadi kebutuhan utama setiap individu. Pendidikan tidak hanya diperoleh dari lembaga formal seperti SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi, tetapi juga bisa didapat dari lembaga-lembaga kursus non-formal maupun dari masyarakat itu sendiri. Beberapa masyarakat mempertimbangkan untuk melanjutkan atau tidak ke pendidikan tinggi. Terutama bagi masyakat lulusan sekolah menegah yang memiliki pekerjaan layak, seringkali berpikir tidak perlu pendidikan tinggi agar bisa mencapai kesuksesan.Â
Kali ini saya berkesempatan bertemu dan mewawancarai teman saya yang bernama Jalu (25/10/2022). Dirinya merupakan seorang lulusan SMK dan lama bekerja di industri jaringan internet. Saya mulai bertanya mengapa dia memilih untuk tidak perlu melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan lebih nyaman bekerja seperti biasanya.
"Lulusan SMK kalo sudah dapat pekerjaan yang layak ya bersyukur sih. Jadi tidak perlu buat lanjut kuliah soalnya lanjut kuliah sama saja posisi di industri juga begini-begini saja. Sekarang juga banyak kok lulusan sarjana yang menganggur. Kalo mau lanjut kuliah tidak bisa sambil bekerja soalnya saya kerjanya full time 8 jam. Ya selama saya punya pekerjaan dan gaji yang cukup buat kebutuhan sehari-hari sudah cukup." Jawab teman saya.
Saya mengenal teori pilihan rasional milik James Coleman dari Jurnal yang berjudul "PILIHAN RASIONAL KEPUTUSAN PEREMPUAN SARJANA MENJADI IBU RUMAH TANGGA" yang diterbitkan oleh Jurnal Dimensia tahun 2018. Teori pilihan rasional James Coleman menjelaskan bahwa manusia sebagai aktor memiliki tindakan tertentu dengan dasar tujuan yang ditentukan oleh nilai-nilai atau pilihan-pilihan.Â
Pilihan rasional individu memiliki keterkaitan dengan kalkulasi dan tindakan alternatif yang tersedia. Individu dapat membandingkan manfaat yang bernilai tinggi dengan yang bernilai rendah. Pertimbangan kelangkaan sumber daya dan institusi sosial dapat menjadi hambatan utama dalam mencapai tujuan individu. Teori pilihan rasional memiliki tiga bahasan utama.Â
Pertama, perilaku kolektif dari teori pilihan rasional dapat menjelaskan fenomena makro. Perilaku kolektif memiliki pemindahan sederhana terhadap tindakan seseorang dengan individu lainnya dan dilakukan secara sepihak tanpa adanya suatu pertukaran. Kedua, lembaga sosial membuat norma dan aturan yang mampu menghambat tujuan individu. Ketiga, aktor korporat, konsep yang menjelaskan bahwa individu harus bertindak pada kepentingan kolektif.(Wulantami, 2018)