Pada bab 6 yang bertopik "Menetapkan Tradisi Kemiliteran dan Musuh-Musuh Negara" menjelaskan pasca mangkatnya Nugroho Notosusanto dan Petinggi Militer lain angkatan 45, Pusat Sejarah Abri berhenti membahas tema-teman yang berkaitan pada era sebelumnya. Proyek yang dilaksanakan pasca mangkatnya angkatan 45 sendiri lebih membahas tentang pahlawan sebelum kemerdekaan, perlawanan antikolonial, menekankan pada tradisi keprajuritan Indonesia serta sumber alternatif untuk keberlanjutan dominasi militer dalam politik serta pembangunan. Ada pula peristiwa lain yang digunakan sebagai legimitasi Rezim Orde Baru seperti pada peristiwa DI/TII yang terjadi di dekade 50-60 an, Namun tetap saja peristiwa G 30 S dijadikan sapi perah dalam meligimitasi kekuasaan Rezim Orde Baru. Dengan membiadabkan musuh rezim Orde Baru lah dengan mudah mengendalikan masyarakat.
Secara Keseluruhan buku ini merupakan buku yang menarik untuk dipelajari dengan bahasa yang cukup mudah untuk dipahami, serta adanya ilustrasi gambar-gambar yang sangat membantu pembacanya. Buku ini sangat bagus dibaca untuk memahami sejarah historiografi Indonesia dan prespektif baru dalam melihat text text sejarah yang ditulis oleh Rezim pada masanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H