Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Demi Menyelamatkan PSSI, Nyalla dan 3 Exco Siap Jadi Tumbal

12 Desember 2011   03:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:28 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_148127" align="aligncenter" width="620" caption="REVOLUSI Penyelamatan PSSI akan kembali terjadi. Wacana itu diletupkan Ketua PSSI Jatim Ir. La Nyalla Mattaliti dengan menggalang klub-klub anggota PSSI se-Indonesia bersama 29 Pengrov PSSI di Indonesia lewat Rapat Akbar di Istora Senayan, 17 - 19 Desember mendatang."][/caption] PETA perselisihan internal dalam tubuh Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) pimpinan Djohar Arifin Husin berpotensi senasib dengan PSSI rezim Nurdin Halid. Lengser oleh gerakan masyarakat dan pelaku bola, karena kepemimpinan mereka yang tidak amanah dan menyalahi Statuta PSSI.

Wacana pelengseran mereka kian hari kian menguat. Salah satunya terlihat dari gerakan yang dilakukan anggota Exco (Excecutive Comitte) PSSI, Ir. H.. La Nyalla Mattaliti. Pria yang juga Ketua Umum PSSI Jawa Timur itu sudah berhasil mengumpulkan dukungan mayoritas dari klub-klub yang berlaga dalam kompetisi amatir dan profesional di Jatim. Itu ditunjukkan dengan daftar absen dan penuhnya kursi undangan pertemuan internal di Hotel Elmi, Minggu (11/12/2011).

Sebanyak 40 klub menghadiri pertemuan tersebut, yang terdiri dari 3 klub Indonesia Super League (ISL), 7 klub Divisi Utama, 6 klub Divisi I, 7 klub Divisi II dan 17 klub Divisi III. Sedangkan 3 klub lainnya mengirimkan dukungan sepenuhnya lewat sms yang dikirimkan dalam ponsel La Nyalla. Secara alklamasi klub-klub yang hadir sepakat mendukung PSSI Jatim untuk menyuarakan KLB (Kongres Luar Biasa) yang akan diletupkan dalam Rapat Akbar Pengda dan klub se-Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, 17-19 Desember.

Tak cuma absensi peserta rapat, keseriusan dukungan 40 klub itu dirtunjukkan dengan gerakan angkat tangan mendukung digelarnya KLB. Seluruh peserta secara serentak mengangkat tangan ketika Ketua Umum Pengprov Jatim, La Nyalla Mattaliti menanyakan siapa yang mendukung KLB.

"Saya menggelar pertemuan internal ini sekadar untuk memberi wawasan tentang kebenaran yang dibelokkan Djohar Effendi Cs. Sehingga para klub-klub ini kian yakin dan mantab saat berjuang untuk menyelamatkan PSSI dari para penghianat amanah yang kini memimpin PSSI,” kata La Nyalla dengan otot leher menonjol.

Tak dipungkiri ketua umum salah satu organisasi massa terkuat di Jatim ini, bahwa gerakan yang dilakukan ini sekadar ingin mengembalikan PSSI pada jalurnya yang benar. Menggelar kompetisi untuk kepentingan prestasi Indonesia di tingkat internasional, dan menggelar kompetisi untuk prestasi klub-klub anggota, tapi tidak melanggar statuta PSSI sebagai pedoman dasar roda organisasi sepakbola Indonesia.

Sebelumnya, Rosid Madani anggota bidang kompetisi Pengprov PSSI Jatim yang mendampingi Nyalla memimpin rapat juga menanyakan kesanggupan mendukung KLB. Bahkan, Rosid sempat mengulang dua kali kepastian klub mendukung KLB.

Untuk memperkuat dukungan itu, Pengprov PSSI jatim juga akan memberikan surat pernyataan dukungan KLB. Surat dukungan ini paling lambat diserahkan ke Pengprov, Senin (12/12) besok. "Surat pernyataan ini bisa diserahkan ke Korwil Barat, Timur dan Selatan," ujar Rosid.

Jika ketua dan sekretaris berhalangan hadir, menurutnya, harus membuat surat mandat kepada wakil yang ditunjuk menghadiri Rapat Akbar 17-19 Desember lusa. "Harus ada surat mandat agar dukungan itu dianggap sah," tegasnya.

JADI TUMBAL

Rapat Akbar yang digelar di Istora Senayan, Jakarta itu memiliki 3 agenda penting. Pertama, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin diminta harus melakukan rekonsiliasi dengan seluruh klub. Kedua, pelanggharan statuta yang dilakukan PSSI. Ketiga, PSSI harus melaksanakan KLB.

La Nyalla menambahkan, rapat itu untuk menindaklanjuti kinerja PSSI yang dipimpin Djohar Arifin Husin. Ini dinilainya sudah melenceng dari hasil Kongres Bali dan statuta PSSI. “Karena itu, perlu dilakukan perubahan dalam tubuh PSSI,” kata pria yang juga Wakil Ketua KONI Jatim itu.

Penanganan permasalahn pelik yang kembali membelit PSSI, ditegaskan, lebih baik diserahkan ke FIFA agar digelar KLB II. Karena itu, salah satu agenda rapat akbar tersebut adalah merumuskan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Dengan hadirnya KPSI, ini memungkinkan FIFA turun tangan dan kembali membentuk Komite Normalisasi (KN).

Dengan datangnya KN, dikatakan, PSSI akan dikembali KN pada posisi nol. Artinya, semua pengurus, termasuk Exco diberhentikan. “Termasuk juga saya dan empat Exco lainnya. Kami siap jadi tumbal

untuk kemajuan sepak bola nasional,” tuturnya.

Kendati demikian, Nyalla juga memberikan kesempatan kepada PSSI untuk melakukan rekonsiliasi,

kembali ke statuta PSSI, dan melaksanakan hasil Kongres Bali. “Kalau kesempatan itu tidak digunakan PSSI, ya kita bikin PSSI menjadi dua. Ingat, dulu Saleh (Ismail Mukadar) berhasil melakukan KLB karena muncul PSSI tandingan,” katanya.

PENGALIH PERHATIAN

Selain itu, La Nyalla berharap klub-klub yang berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) dan Divisi Utama Liga Indonesia untuk tidak takut dengan ancaman sanksi dari PSSI. Ini karena yang dilakukan oleh klub-klub peserta ISL itu sudah sesuai Kongres Bali dan Statuta PSSI, sementara penyelenggaraan kompetisi yang dikelola PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), merupakan kegiatan yang melanggar Kongres Bali dan Statuta PSSI. "Klub-klub yang bermain di LSI atau divisi utama yang dikelola PT Liga Indonesia tidak salah, karena sebenarnya yang salah itu pengurus PSSI-nya," kata La Nyalla.

Sikap kerasnya itu terproyeksi sebagai tanggapan atas ancaman sanksi dari PSSI yang akan dijatuhkan kepada klub-klub pembangkang.  "Hasil kongres PSSI di Bali yang salah satunya memutuskan soal restrukturisasi kepemilikan saham PT Liga Indonesia sebagai pengelola kompetisi, dianggap tidak sah oleh PSSI. Mereka kemudian mengesahkan LPIS sebagai pengelola baru," katanya.

Kesalahan PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin paling prinsipil dalam menyalahi statuta adalah memasukkan enam klub baru sebagai peserta kompetisi profesional level tertinggi. Keenam klub tersebut adalah Bontang FC, Persebaya 1927, PSM Makassar, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, dan PSMS Medan.

"Hukuman Persibo dan Persema yang musim sebelumnya ikut LPI, dicabut tidak melalui kongres. Kemudian Bontang FC yang sudah degradasi ditarik lagi, sementara Persebaya, PSMS dan PSM dimasukkan dengan alasan permintaan sponsor. Itu aturan mana lagi yang dipakai," katanya.

Menurut dia, keputusan aneh dari PSSI itulah yang kemudian memantik kekecewaan sebagian besar klub LSI musim sebelumnya, sehingga memutuskan tidak bergabung di LPI musim 2011-2012.  "Klub-klub lain harus susah payah dan berdarah-darah untuk masuk Liga Super, kok PSSI malah seenaknya memasukkan peserta baru. Ini tidak boleh dibiarkan, harus dilawan dan diluruskan sesuai statuta," ujarnya dengan suara tinggi.

Ia menambahkan, keluarnya ancaman sanksi terhadap klub, sebenarnya sabagai salah satu upaya dari Djohar Arifin Cs untuk mengalihkan substansi masalah yang sebenarnya, yaitu terjadinya pelanggaran statuta PSSI oleh pengurus pengurus. (#)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun