Adapun langkah-langkah yang saya ambil dalam pelaksanaan observasi praktik kinerja dengan paradigma coaching yaitu: pertama bersama guru mempelajari Alur pelaksanaan praktik kinerja, melakukan observasi pembelajaran sesuai dengan alur tersebut dan membuat kesepakatan dengan guru yang akan di observasi. Kuncinya ialah komunikasi yang efektif antara Guru dan Kepala Sekolah, baik komunikasi secara formal maupun non formal.
Alur pelaksanaan praktik kinerja diawali dengan diskusi persiapan yakni merumuskan fokus perilaku yang akan diobservasi, usaha untuk mempelajarinya dan menentukan jadwal pelaksanaan observasi. Selanjutnya ialah observasi kinerja. Perlu menyamakan pemahaman antara Kepala Sekolah dan guru bahwa observasi ini bukan untuk melakukan penilaian melainkan menentukan batas dasar kinerja (baseline) sebelum melakukan upaya peningkatan kinerja. Langkah berikutnya ialah diskusi tindak lanjut yakni upaya merefleksikan hasil observasi kinerja, upaya tindak lanjut yang akan dilakukan dan kebutuhan dukungan untuk peningkatan kinerja. Setelah melakukan diskusi tindak lanjut, kemudian guru melakukan upaya tindak lanjut yang telah disepakati. Langkah terakhir yakni melakukan refleksi tindak lanjut, upaya merefleksikan tindak lanjut, termasuk identifikasi capaian, tantangan dan rencana perbaikan.
Paradigma berpikir coaching muncul signifikan saat diskusi persiapan dan diskusi tindak lanjut. Saya sebagai Kepala Sekolah menggunakan alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung Jawab) dalam proses diskusi tersebut. Berusaha memaksimalkan potensi guru dengan hadir penuh, mendengarkan dengan RASA (Receive, Appreciate, Summarize, Ask) saat diskusi berlangsung.
 Hasil yang didapat setelah penerapan observasi praktik kinerja dengan paradigm coaching ialah tidak terjadi ketegangan yang berlebihan saat proses observasi, pembelajaran lebih inovatif dan menyenangkan, fokus perilaku yang ditetapkan di PMM dapat diobservasi dengan maksimal dan mengarah kepada perbaikan pembelajaran di masa yang akan datang.
Dari praktik baik prakarsa perubahan yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa observasi pembelajaran dengan paradigma coaching mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Rekomendasi penerapan selanjutnya paradigma coaching dapat diterapkan tidak hanya Kepala Sekolah terhadap guru, namun bisa diterapkan dengan sesama guru maupun guru terhadap murid.
Refleksi atas pelajaran yang di dapat dari praktik tersebut ialah Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H