Mohon tunggu...
Wahyu Widodo
Wahyu Widodo Mohon Tunggu... Jurnalis - Salam.

Menutup lisan demi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Human Right Watch Soroti Aksi Kekerasan Penjaga Perbatasan Arab Saudi terhadap Migran Ethiopia

21 Agustus 2023   12:45 Diperbarui: 21 Agustus 2023   12:47 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok pengawas hak asasi manusia, Human Right Watch, pada hari Senin (21/8) merilis laporan terbaru yang mengungkap kekejaman penjaga perbatasan Arab Saudi terhadap para migran asal Afrika.

Dalam laporannya, dijelaskan bahwa para penjaga telah membunuh ratusan migran, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak, dalam periode 15 bulan terakhir.

Penjaga perbatasan di Arab Saudi secara teratur menembaki migran Afrika yang ingin menyeberang ke negara itu dari Yaman.

Beragam bentuk penyiksaan pun kerap dilakukan, seperti memukuli migran dengan besi dan batu, memaksa migran laki-laki untuk memperkosa migran perempuan, hingga menembaki para migran yang ditahan. Aksi penembakan tersebut juga kerap menyebabkan cedera permanen dan amputasi.

"Penembakan migran dilakukan secara luas dan sistematis. Pembunuhan para migran adalah kebijakan pemerintah Saudi, itu akan menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan," kata HRW dalam laporannya, dikutip New York Times.

Laporan menjelaskan para penjaga perbatasan Saudi menembaki sekelompok migran dengan senapan dan amunisi peledak yang diyakini sebagai mortir atau roket, tidak sedikit yang tewas dalam aksi tersebut.

Penelitian yang dilakukan pada Maret 2022 hingga Juni 2023 tersebut mencatat ada ratusan migran yang terbunuh, tapi jumlah sebenarnya bisa mencapai ribuan.

Rute Penyelundupan Paling Berbahaya di Dunia

Laporan terbaru HRW berhasil mengungkap situasi di salah satu rute penyelundupan paling berbahaya di dunia tersebut, yang bahkan jarang dikunjungi oleh jurnalis, pekerja bantuan, atau pengamat internasional lainnya.

Wilayahnya yang terpencil dan sarat akan konflik membuatnya sulit dikunjungi, tapi justru jadi jalur favorit para migran untuk berpindah diam-diam.

Kali ini HRW berfokus pada para migran dari Ethiopia, salah satu negara termiskin di dunia, yang berusaha memasuki Arab Saudi dengan harapan bisa mendapat sedikit kesejahteraan dari negara Arab terkaya.

Di saat yang sama, Arab Saudi sedang dalam upaya maksimal untuk mengamankan negaranya dari migran.

Selama bertahun-tahun, aliran migran telah meninggalkan Ethiopia karena kemiskinan, kekeringan dan represi politik dan menuju Djibouti. Dari sana, penyelundup mengangkut mereka melintasi Teluk Aden ke Yaman, negara termiskin di dunia Arab.

Dari Yaman, para migran Afrika tersebut dibawa ke wilayah dekat perbatasan Saudi yang dikendalikan oleh Houthi, kelompok militan yang berusaha merebut kekuasaan dari pemerintah sah.

PBB telah membentuk badan untuk memantau pelanggaran hak asasi manusia di Yaman, namun badan itu berhenti bekerja pada tahun 2021 karena diminta oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Laporan terbaru HRW merupakan bagian kecil dari kekerasan penjaga perbatasan yang telah terjadi selama bertahun-tahun tanpa ada upaya internasional yang signifikan untuk menghentikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun