Sementara Sara Valaguzza dalam karyanya menegaskan bahwa kebijakan publik, inovasi teknologi, dan keterlibatan sektor swasta sangat diperlukan. Dia menyoroti bagaimana kemitraan lintas sektor dapat mempercepat implementasi solusi, seperti penggunaan energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi. Valaguzza (2022) juga mencatat bahwa komunikasi yang efektif antara ilmuwan, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum memainkan peran penting dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Di sisi lain, pendekatan interdisipliner juga menghadirkan tantangan, seperti kesenjangan bahasa dan tujuan antara disiplin ilmu yang berbeda. Namun, dengan adanya kolaborasi lintas bidang, tantangan ini dapat diatasi untuk menghasilkan solusi yang lebih komprehensif.
Â
Tantangan Sosial dan Ekonomi
Dari perspektif sosial, Subhash Sharma (2023) mengungkapkan bahwa perubahan iklim berdampak besar pada komunitas lokal, terutama di negara-negara berkembang. Misalnya, migrasi iklim menjadi masalah utama akibat kenaikan permukaan laut dan perubahan pola cuaca yang ekstrem. Banyak komunitas kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian, yang pada akhirnya memperburuk ketimpangan sosial. Sharma juga menyoroti pentingnya gerakan lingkungan lokal dalam meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi kolektif.
Secara ekonomi, dampak perubahan iklim sangat signifikan. Vinod Thomas (2023) mencatat bahwa risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh perubahan iklim mencakup kerugian akibat bencana alam, penurunan produktivitas, dan meningkatnya biaya adaptasi. Negara-negara yang paling rentan, terutama di kawasan tropis, menghadapi tantangan besar dalam membangun ketahanan ekonomi. Thomas menekankan bahwa integrasi kebijakan ekonomi dengan mitigasi perubahan iklim dapat menciptakan jalur pembangunan yang lebih berkelanjutan.
Di tingkat global, kebutuhan akan investasi besar-besaran dalam infrastruktur hijau menjadi semakin mendesak. Sumber daya ini harus diarahkan untuk mendukung energi terbarukan, transportasi bersih, dan pengelolaan air yang efisien, yang semuanya merupakan komponen kunci untuk mengurangi dampak ekonomi perubahan iklim.
 Â
Dimensi Hukum dan Keuangan
René Smits menyoroti pentingnya kerangka hukum dalam mendukung aksi iklim. Dia mencatat bahwa regulasi seperti Kesepakatan Hijau Eropa memainkan peran penting dalam menciptakan standar global untuk keberlanjutan. Smits (2024) juga mencatat bahwa hukum harus mampu mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam sektor keuangan, terutama dalam hal investasi berkelanjutan.
Antonio Scalia (2023) menyoroti peran bank sentral dalam mengintegrasikan risiko iklim ke dalam kebijakan moneter dan investasi. Dia menjelaskan bahwa pengelolaan risiko iklim tidak hanya penting untuk stabilitas keuangan, tetapi juga untuk mendorong investasi dalam proyek-proyek yang mendukung transisi energi. Pengalaman dari Bank of Italy menunjukkan bagaimana prinsip ESG dapat diadopsi dalam strategi investasi nasional dan internasional.